Selasa, 22 Juli 2025 16:25 WIB

RSUP Dr M Djamil Adakan Bimtek AI Kolaborasi Baru Desain Komunikasi Visual di Era Digital

Responsive image
Humas - RSUP dr. Djamil Padang
57

Padang (04/07) - RSUP Dr. M. Djamil mengadakan Bimbingan Teknis AI Kolaborasi Baru Desain Komunikasi Visual di Era Digital di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan. Pada bimtek tersebut bertindak sebagai narasumber dosen Desain Komunikasi Visual, Departemen Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni UNP Dr. Haris Satria yang membahas tentang Branding dan Marketing.

"Bimbingan teknis ini bukan hanya menjadi agenda formal, tetapi merupakan langkah strategis yang mencerminkan komitmen kita bersama untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan meningkatkan kapasitas di tengah dinamika era digital. Kita sedang berada dalam masa transformasi besar-besaran tidak hanya dalam dunia teknologi, tapi juga dalam cara kita berpikir, merancang, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat," kata Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua.

Turut dihadiri Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K), Direktur Layanan Operasional drg. Ade Palupi Muchtar, MARS, dan Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo, manajemen dan civitas hospitalia.

Teknologi Artificial Intelligence, atau AI, yang beberapa dekade lalu masih dianggap wacana masa depan, kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. AI telah masuk ke hampir seluruh sektor. Mulai dari industri, pendidikan, komunikasi, hingga layanan kesehatan. RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit rujukan utama di Sumatera Barat, tentu tidak bisa berada di luar arus besar ini.

"Kita harus mampu menjadi bagian dari gelombang perubahan tersebut. Di sinilah pentingnya desain komunikasi visual yang efektif dan adaptif. Di tengah derasnya informasi dan tingginya ekspektasi masyarakat, komunikasi visual berbasis data, akurat, dan menarik menjadi elemen penting dalam menyampaikan pesan-pesan strategis rumah sakit — baik terkait edukasi kesehatan, promosi layanan, hingga manajemen krisis," sebutnya.

Ia mengapresiasi kehadiran Dr. Haris Satria dari Universitas Negeri Padang, seorang akademisi dan praktisi di bidang desain komunikasi visual bersedia berbagi ilmu, sudut pandang, dan pengalamannya kepada kita semua. "Ini adalah bentuk kolaborasi yang sangat kita perlukan: antara akademisi dan praktisi, antara dunia pendidikan dan dunia pelayanan publik, khususnya dalam konteks rumah sakit," ucap Dirut.

Narasumber Dr. Haris Satria mengatakan branding bukanlah sekadar membuat logo yang menarik, memilih warna yang indah, atau membuat slogan yang mudah diingat. "Branding adalah upaya kolektif untuk membentuk persepsi, emosi, dan pengalaman menyeluruh yang dimiliki pasien terhadap produk, layanan, atau bahkan rumah sakit," ungkapnya.

Ia mengatakan tiga pilar krusial dalam strategi pemasaran sebuah entitas, khususnya yang berkaitan dengan sektor layanan kesehatan, yaitu brand personality, brand identity, dan brand positioning. "Dalam konteks rumah sakit, pemahaman dan implementasi ketiganya menjadi semakin vital mengingat sifat layanan yang sangat personal, sensitif, dan berlandaskan kepercayaan," sebutnya.

Brand personality, sebutnya, dapat diibaratkan sebagai "kepribadian" sebuah merek jika ia adalah seorang manusia. Dalam konteks rumah sakit, membangun brand personality yang tepat adalah langkah fundamental untuk menciptakan ikatan emosional dengan pasien dan masyarakat.

"Bagi rumah sakit brand personality penting. Yakni diferensiasi dengan rumah sakit lain, rumah sakit yang memiliki personality yang peduli, ramah, dan dapat dipercaya. Pegawai rumah sakit akan merasa lebih bangga dan termotivasi jika mereka bekerja untuk merek yang memiliki karakter yang jelas dan positif. Dan konsistensi komunikasi mulai gaya bahasa di media sosial, desain brosur, hingga cara perawat berinteraksi dengan pasien," paparnya.

Ia menekankan mewujudkan identitas tersebut ke dalam bentuk yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan. Inilah yang kita sebut Brand Identity. Brand identity adalah kumpulan elemen visual dan non-visual yang secara konsisten merepresentasikan merek. Di antaranya slogan/tagline, warna korporat, tipografi dan citra visual.

"Terakhir Brand Positioning adalah tentang bagaimana kita ingin rumah sakit kita dipersepsikan oleh target audiens relatif terhadap kompetitor. Ini adalah pernyataan strategis yang menjelaskan di mana posisi rumah sakit kita di "peta mental" konsumen. Positioning yang efektif harus unik, relevan, dan kredibel," ungkap Haris.

Ketika ketiga elemen ini selaras, tuturnya, rumah sakit akan mampu membangun merek yang kuat, menciptakan kepercayaan yang langgeng, menarik pasien yang tepat. "Pada akhirnya, mencapai tujuan strategisnya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas," tukasnya. (*)