Jumat, 19 September 2025 12:37 WIB

Potensi Aspek Kesehatan Siap Menjadikan Indonesia sebagai Destinasi Wisata Kesehatan

Responsive image
DNI dan IKJ - Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan
91

JAKARTA (18/09) – Direktur Pengembangan Pelayanan Kesehatan Rujukan (PPKR), dr. Yanti Herman menyatakan bahwa potensi aspek kesehatan Indonesia siap menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan di kawasan regional maupun global. Hal tersebut disampaikannya pada pembukaan Indonesia Wellness & Health Tourism Expo (IWHTE) 2025 yang digelar oleh Indonesia Health Tourism Society. 

Turut hadir pada acara tersebut Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Pemasaran Mancanegara II Kementerian Pariwisata serta para pimpinan rumah sakit yang mengikuti expo tersebut. 

“Indonesia memiliki banyak rumah sakit, ribuan klinik, peralatan medis modern, SDM kesehatan yang berkompeten, pengobatan tradisional berbasis kearifan lokal, serta keanekaragaman destinasi wisata alam dan budaya yang diakui dunia. Potensi ini, bila dikelola secara sinergis, mampu menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan di kawasan regional maupun global,” ujar Yanti. 

Namun, tak dipungkiri terdapat tantangan bahwa setiap tahun, ratusan ribu masyarakat Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri dengan nilai belanja mencapai ratusan triliun rupiah. Fenomena ini menunjukkan adanya trust gap yang harus dijawab dengan peningkatan mutu layanan, kenyamanan pasien, dan penguatan integrasi antara layanan kesehatan dengan ekosistem pariwisata.

Dalam mendukung pengembangan wisata kesehatan, pemerintah Indonesia telah meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sebagai KEK pertama di Indonesia yang didedikasikan sepenuhnya untuk layanan kesehatan dan medis terpadu terbesar di Asia Tenggara, yang memadukan keselarasan sains dan tradisi.


Kementerian Kesehatan juga turut berkomitmen terus mendukung pengembangan wisata kesehatan melalui kebijakan yang berpihak pada peningkatan mutu layanan, pemanfaatan teknologi kesehatan, serta penguatan sistem rujukan dan perizinan yang adaptif. Kemenkes juga membuka ruang kolaborasi dengan sektor pariwisata, investasi, serta pemerintah daerah agar pengembangan wisata kesehatan benar-benar terintegrasi dan berkesinambungan.

“Saya yakin bahwa sinergi antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bersama organisasi-organisasi yang memiliki kepedulian terhadap Wisata Kesehatan di Indonesia seperti pada forum ini dapat melahirkan strategi konkret untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan wellness and health tourism di Asia, sekaligus mendukung target pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dan memperkuat perekonomian nasional,” pungkas Direktur PPKR. *(DNI/IKJ)