Padang - KSM Jiwa RSUP Dr. M. Djamil/Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada hari ini, 10 Oktober. Peringatan ini mengambil tema "Akses Terhadap Layanan Kesehatan Mental dalam Bencana dan Keadaan Darurat".
Acara sederhana namun penuh makna ini dilangsungkan di Taman Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M. Djamil. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, terutama dalam konteks wilayah Sumatera Barat yang dikenal sebagai daerah rawan bencana.
Manajer Pelayanan Medik RSUP Dr. M. Djamil, dr. Nirza Warto, Sp.THT-KL (K), dalam sambutannya menyampaikan posisi geografis Sumatera Barat yang sering disebut sebagai supermarket bencana. Ini dikarenakan tingginya potensi dan frekuensi berbagai jenis bencana alam, mulai dari gempa bumi, tsunami, hingga banjir dan tanah longsor.
"Di tengah realitas kita sebagai 'supermarket bencana,' isu kesehatan mental dalam bencana dan keadaan darurat menjadi sangat penting dan mendesak. Korban bencana tidak hanya membutuhkan bantuan fisik dan medis, tetapi juga dukungan psikologis yang memadai," ujar dr. Nirza Warto.
Peringatan ini, sebutnya, menjadi momentum bagi RSUP dr. M. Djamil, sebagai rumah sakit rujukan utama di Sumatera Barat, untuk memperkuat komitmennya dalam penyediaan layanan kesehatan mental yang komprehensif. Terutama dalam konteks kesiapsiagaan bencana.
"Kesehatan mental adalah pilar yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Dalam pelayanan rumah sakit, kami berkomitmen untuk terus mendukung dan meningkatkan kualitas layanan psikiatri, terutama dalam menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh situasi darurat," sebutnya.
Prosesi peringatan dimeriahkan dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur dan komitmen KSM Jiwa/Departemen Psikiatri FK Unand dalam melayani dan peduli terhadap kesehatan mental masyarakat. Dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan jiwa yang disampaikan oleh Dr. dr. Rini Gusya Liza, M.Ked (Kj), Sp.KJ.
Ketua KSM Jiwa Dr. dr. Amel Yanis, Sp.KJ (K) mengatakan tema yang diangkat pada 2025 adalah “Access to Services – Mental Health in Catastrophes and Emergencies” atau “Akses Layanan Kesehatan Mental dalam Bencana dan Keadaan Darurat”. Tema ini menegaskan bahwa kesehatan mental harus diprioritaskan pada kondisi krisis seperti bencana alam, konflik, pandemi, maupun situasi darurat lainnya. Dalam beberapa kasus pada kondisi tersebut, kesehatan mental diketahui masih sering diabaikan.
Kondisi bencana dan krisis terbukti memberikan dampak besar terhadap kondisi psikologis individu maupun komunitas. Rasa takut, cemas, trauma, dan depresi sering muncul sebagai konsekuensi dari situasi darurat. Kelompok yang sebelumnya sudah memiliki kerentanan kesehatan mental bahkan dapat mengalami tekanan yang lebih berat ketika akses layanan terganggu. Pada saat yang sama, ketidaksetaraan dalam distribusi tenaga profesional kesehatan jiwa juga membuat dukungan psikososial tidak merata terutama di wilayah terpencil atau daerah terdampak.
"Melalui peringatan tahun ini, pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat disarankan dan didorong untuk lebih siap dengan sistem tanggap darurat. Sistem tanggap darurat khususnya berfokus pada aspek fisik dan psikososial. Meskipun dalam kondisi sulit, layanan konseling krisis dan pertolongan pertama psikologis perlu dipastikan tetap berjalan secara berkelanjutan. Hal ini penting agar masyarakat selamat secara fisik dan mampu pulih secara mental setelah melewati masa krisis. Partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam mendukung kampanye ini," tukasnya. (*)