Padang (16/10) - RSUP Dr. M. Djamil menggelar skrining kesehatan mental (mental health) bagi seluruh peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Program Pendidikan Dokter Sub Spesialis (PPDSS). Skrining ini merupakan wujud nyata komitmen RSUP Dr. M. Djamil sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan mendukung kesehatan mental para calon dokter spesialis dan dokter sub spesialis di tengah tingginya tuntutan beban kerja dan tekanan akademik.
Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, dalam sambutannya menegaskan inisiatif skrining ini merupakan bagian integral dari komitmen rumah sakit dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung.
"Kami menyadari betul bahwa beban studi dan praktik klinis yang dihadapi oleh para PPDS dan PPDSS sangatlah berat. Mereka berada di garis depan pelayanan, seringkali berhadapan dengan situasi bertekanan tinggi, yang berpotensi mengganggu kesehatan mental," ujar Dovy Djanas didampingi Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr. Maliana, M.Kes di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M. Djamil.
Ia menekankan dokter spesialis dan subspesialis yang kompeten tidak hanya dinilai dari keahlian klinisnya, tetapi juga dari kesehatan fisik dan mental yang prima. "Skrining kesehatan mental ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan wujud nyata kepedulian kami untuk memastikan setiap peserta didik berada dalam kondisi mental yang stabil. Kesehatan mental yang baik adalah fondasi untuk kinerja akademik dan klinis yang optimal," tambahnya.
Skrining kesehatan mental yang dilakukan melibatkan tim dari Komite Koordinator Pendidikan (Komkordik) dan Kelompok Staf Medis (KSM) Psikiatri RSUP Dr. M. Djamil dan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand). Metode skrining mencakup serangkaian asesmen psikologis.
Hasil skrining diharapkan menjadi data awal yang valid untuk menentukan langkah intervensi dan dukungan yang tepat. Bagi peserta didik yang terindikasi membutuhkan perhatian lebih lanjut, pihak rumah sakit telah menyiapkan layanan konseling dan terapi terstruktur yang bersifat rahasia.
Dovy Djanas juga kerap menyuarakan komitmen RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit pendidikan utama yang bebas dari perundungan (bullying) dan praktik-praktik yang tidak mendukung kesehatan mental. Skrining ini juga selaras dengan upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan kedokteran spesialis di Indonesia.
"Tugas kami adalah mencetak dokter spesialis unggul. Untuk mencapai itu, kita harus menghilangkan semua faktor yang dapat menghambat, termasuk tekanan mental yang tidak sehat. Kami memastikan setiap PPDS dan PPDSS memiliki akses ke dukungan profesional tanpa stigma," tukas Dovy Djanas, berharap kegiatan ini dapat berlanjut secara berkala dan menjadi best practice di rumah sakit pendidikan lainnya.(*)