Sabtu, 18 Oktober 2025 15:48 WIB

Workshop Implementasi SATUSEHAT Registry Stroke Dorong Integrasi Data Kesehatan Nasional

Responsive image
rfs - Direktorat Pelayanan Klinis
24

Bali (16/10) — Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Pelayanan Klinis menyelenggarakan Workshop Implementasi SATUSEHAT Registry Stroke di Badung, Provinsi Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan implementasi registri stroke nasional berbasis digital yang terintegrasi dengan platform SATUSEHAT, sebagai bagian dari upaya transformasi digital kesehatan nasional.

Workshop diikuti oleh perwakilan dari rumah sakit pengampu dan jejaring layanan stroke nasional, antara lain RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar, RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RS Otak Dr. drs. M. Hatta Bukittinggi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUP Fatmawati Jakarta, RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dan RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

Direktur Pelayanan Klinis, dr. Obrin Parulian, M.Kes, dalam sambutannya menekankan bahwa data kesehatan kini menjadi tulang punggung pelayanan kesehatan modern. “Kita hidup di era di mana data menjadi dasar pengambilan keputusan. SATUSEHAT hadir untuk menjawab tantangan fragmentasi data kesehatan dan menghadirkan sistem yang terintegrasi, real-time, dan terstandar di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan,”.

Lebih lanjut, beliau disampiakan bahwa salah satu fokus utama transformasi digital kesehatan adalah penanganan penyakit stroke yang masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, dengan biaya pengobatan mencapai Rp5,2 triliun pada tahun yang sama. Sehingga Untuk menekan beban tersebut, layanan stroke harus dilakukan cepat, tepat, dan terstandar, dengan dukungan data yang lengkap dan terintegrasi.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan modul registrasi stroke pada platform SATUSEHAT, yang berfungsi membantu rumah sakit melakukan pencatatan kasus stroke secara elektronik dan interoperabel dengan sistem nasional. Modul ini menjadi dasar pengembangan Rekam Medis Elektronik (RME) dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), sehingga data pasien stroke dapat tersinkronisasi dan dimanfaatkan dalam penyusunan kebijakan kesehatan berbasis data.

Workshop ini menghadirkan narasumber dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), serta tim teknis dari rumah sakit pengampu nasional. Peserta mendapatkan pembekalan berupa pemaparan kebijakan, simulasi teknis integrasi, dan uji coba langsung modul SATUSEHAT Registry Stroke. Selain itu, sesi diskusi dan sharing session juga digelar untuk memperkuat sinergi antara tenaga klinis, petugas rekam medis, dan tim teknologi informasi rumah sakit.

Dalam sesi lanjutan, disusun pula rencana tindak lanjut (RTL) yang meliputi pengembangan dan uji coba modul registry stroke di sepuluh rumah sakit pilot project, evaluasi kualitas data, serta monitoring mingguan yang ditargetkan rampung dalam empat minggu. Selanjutnya, tahap pengiriman data real pasien ke sistem SATUSEHAT dijadwalkan berlangsung pada minggu kedua Desember 2025.

Di akhir sambutannya Direktur Pelayanan Klinis berharap Kegiatan ini bukan hanya pelatihan teknis, tetapi juga ruang kolaborasi lintas profesi untuk mewujudkan registry stroke nasional yang kuat, akurat, dan berkelanjutan serta dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat ekosistem data kesehatan nasional.

Melalui kegiatan ini, Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan berkomitmen mendukung percepatan transformasi digital kesehatan dan mendorong pemanfaatan data secara optimal dalam meningkatkan mutu layanan serta keselamatan pasien stroke di seluruh Indonesia.