Padang (11/10) - Jajaran Direksi RSUP Dr. M. Djamil secara langsung mengikuti sesi penilaian Lomba Inovasi Antimicrobial Resistance (AMR) Rumah Sakit Vertikal Tingkat Nasional yang diselenggarakan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN). Penilaian yang berlangsung secara daring, ini bertujuan untuk menjaring, mengapresiasi, dan mereplikasi praktik terbaik serta inovasi terdepan dari Rumah Sakit Vertikal di Indonesia dalam upaya penanggulangan resistensi antimikroba (AMR).
RSUP Dr. M. Djamil bersaing ketat dengan lima Rumah Sakit Vertikal ternama lainnya. Yaitu RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, RS PON Prof. Mahar Mardjono Jakarta, RSUP Persahabatan Jakarta, RS Fatmawati, dan RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang.
Proses penilaian dihadiri oleh Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, didampingi Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K), Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr. Maliana, M.Kes, serta jajaran manajemen rumah sakit.
Bertindak selaku dewan juri dalam lomba ini adalah pakar-pakar terkemuka di bidangnya. Yakni Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.Trop.Paed, dari Sub Komite Nasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kementerian Kesehatan RI. Prof. Dr. dr. Kuntaman, MS, Sp.MK (K), dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Dan Prof. dr. Anis Karuniawati, Ph.D, Sp.MK (K), dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada sesi pemaparan, Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (PRA) RSUP Dr. M. Djamil, dr. Fadrian, Sp.PD, KPTI, memperkenalkan dua inovasi andalan yang dikembangkan oleh rumah sakit ini. Inovasi pertama adalah pengembangan produk diagnostik cepat berbasis molekuler untuk patogen utama infeksi dan gen prediktor resistensi (MRSA, ESBL dan Carbapenemase Resistense). Pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan tes cepat untuk identifikasi patogen,memungkinkan patogen diidentifikasi dalam waktu kurang dari 24 jam. Melakukan validasi dengan metode pembanding dan uji klinis untuk menilai efektivitas. Serta melakukan hilirisasi dan komersialisasi produk.
"Pengembangan ini merupakan langkah maju yang signifikan karena deteksi cepat patogen dan gen resistensi akan memungkinkan pemilihan antibiotik yang jauh lebih tepat dan cepat, meminimalkan penggunaan antibiotik spektrum luas yang tidak perlu," ujar dr. Fadrian.
Proyek inovasi ini merupakan kolaborasi strategis dengan Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi FK Unand dan PT Crown Teknologi Indonesia. Validasi produk dilakukan bersama tiga Rumah Sakit Vertikal lainnya, yakni RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, RSUP Dr. Sardjito, dan RSUP Prof. dr. I.G.N.G Ngoerah. Inovasi ini telah mendapat pengakuan nasional, di mana produk deteksi MRSA bahkan telah diluncurkan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada Februari 2024 lalu, menandai komitmen Indonesia dalam penguatan diagnostik berbasis molekuler.
Inovasi kedua yang dipresentasikan adalah M Djamil Smart Antibiogram. "Inovasi digital ini bertujuan untuk memudahkan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) untuk memilih antibiotik berdasar pola antibiogram yang dimiliki oleh rumah sakit. Serta mencegah penggunaan antibiotik yang tidak tepat (misuse) sehingga secara efektif mengurangi risiko peningkatan resistensi antimikroba," paparnya.
Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, menyampaikan optimisme dan komitmen institusinya terhadap upaya pengendalian AMR. "Kami bangga dapat menyajikan dua inovasi unggulan RSUP Dr. M. Djamil ini di hadapan dewan juri. Inovasi pengembangan diagnostik molekuler cepat dan sistem M Djamil Smart Antibiogram adalah bukti nyata keseriusan kami dalam merespons ancaman AMR," ujar Dovy Djanas.
Ia menekankan upaya ini sejalan dengan program Kementerian Kesehatan RI untuk mewujudkan kemandirian alat kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan. "Kami tidak hanya berinovasi, tetapi juga berkolaborasi dengan pihak akademisi (FK Unand) dan industri (PT Crown Teknologi Indonesia), serta rumah sakit vertikal lainnya untuk validasi. Produk diagnostik MRSA yang sudah diluncurkan Menkes menjadi penanda bahwa inovasi dari RSUP Dr. M. Djamil memiliki dampak klinis dan nasional yang signifikan," tambahnya.
Dovy Djanas berharap melalui lomba ini, praktik terbaik dalam penanggulangan AMR dapat direplikasi secara luas. "Sehingga ketahanan kesehatan nasional dalam menghadapi resistensi antimikroba dapat diperkuat," harap Dirut. (*)