Senin, 17 November 2025 00:14 WIB

RSUP Dr M Djamil Gelar Rakor Pelayanan IGD Bahas Penguatan Sisrute di Sumbar

Responsive image
Humas - RSUP dr. Djamil Padang
41

Padang (14/11) - RSUP Dr. M. Djamil mengadakan Rapat Koordinasi Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) secara daring. Rapat ini digelar sebagai respons atas kondisi pelayanan rumah sakit yang belakangan ini mengalami tekanan berat, terutama dalam menghadapi lonjakan pasien dan tantangan dalam sistem rujukan regional.

Rapat koordinasi ini dipimpin langsung oleh Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, dan dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumbar dr. Aklima, MPH, Sekjen Persi wilayah Sumbar dr. Helgawati, MM, perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit se-Sumatera Barat dan manajemen RSUP Dr. M. Djamil.

“Dalam beberapa waktu ini, RSUP Dr. M. Djamil dihadapkan dengan kondisi pelayanan yang berat. Bed Occupancy Rate (BOR) RSUP Dr. M. Djamil telah melampaui 90 persen, dan pada beberapa hari tertentu bahkan mencapai titik jenuh," kata Dirut RSUP Dr. M. Djamil didampingi Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K).

Kondisi ini, sebutnya, diperparah dengan tingginya angka pasien yang datang sendiri atau tanpa melalui sistem rujukan terintegrasi (Sisrute). Lebih meresahkan lagi, ditemukan adanya kasus pasien yang diarahkan untuk datang sendiri karena isu penundaan rujukan oleh RS pengirim. “Ini bukanlah masalah internal rumah sakit semata, melainkan cerminan tantangan dalam efektivitas jejaring rujukan di wilayah kita,” tegasnya.

Kondisi pelayanan yang tertekan ini, lanjut Dovy, berdampak langsung pada kualitas layanan, keselamatan pasien, dan integritas sistem rujukan yang diamanatkan pemerintah. Konsekuensi dari kejenuhan kapasitas ini sangat terasa. Meliputi penumpukan pasien rawat inap, terutama di IGD yang merupakan gerbang utama rujukan. Proses masuk rawat inap yang terhambat, mengganggu kelancaran alur pelayanan. Peningkatan jumlah penolakan rujukan, yang membebani rumah sakit pengirim, fasilitas kesehatan primer, dan yang paling utama, membahayakan keselamatan pasien.

“Kondisi ini bukan sekadar angka statistik, tetapi realitas yang dihadapi tenaga kesehatan kita setiap hari. Realitas tentang pasien yang menunggu terlalu lama, keluarga yang cemas, serta tenaga medis yang terus bekerja dengan beban tinggi dalam situasi serba terbatas,” imbuhnya.

Sebagai rumah sakit rujukan di wilayah Sumatera Bagian Tengah, RSUP Dr. M. Djamil menyadari tantangan pelayanan kesehatan yang efektif tidak dapat diselesaikan oleh satu institusi saja. "Oleh karena itu, rapat koordinasi ini bertujuan untuk membangun solusi kolektif dan strategis. Kami menyadari bahwa keberhasilan sistem rujukan Sumatera Barat tidak hanya ditentukan oleh kualitas layanan kami, tetapi oleh kohesi seluruh fasilitas kesehatan di provinsi ini,” ucap Dovy.

RSUP Dr. M. Djamil, tegasnya, berkomitmen penuh untuk terus berbenah, memperkuat manajemen klinis internal, mempersingkat alur pelayanan, dan memanfaatkan teknologi informasi. "Hasil dari rapat koordinasi ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi perumusan kebijakan bersama yang lebih efektif untuk menjamin keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Sumatera Barat," harap Dirut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, dr. Aklima, MPH, yang turut hadir dalam rapat koordinasi tersebut, menyatakan dukungan penuh Pemprov Sumbar terhadap upaya perbaikan sistem rujukan ini. "Kami mengapresiasi inisiatif RSUP Dr. M. Djamil yang telah membuka ruang diskusi ini. Apa yang disampaikan Direktur Utama adalah realitas bersama yang tidak bisa diabaikan," ujar dr. Aklima.

Ia menambahkan, pihak Dinas Kesehatan akan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa implementasi sistem rujukan berjenjang berjalan efektif. "Penting bagi kita untuk kembali menguatkan peran RS Kabupaten/Kota sebagai rujukan tingkat kedua yang handal, sehingga beban tidak terpusat di RS rujukan tertinggi. Kami berkomitmen untuk mengintegrasikan data kapasitas layanan dan memastikan bahwa SISRUTE berfungsi optimal sebagai garda terdepan penentu alur pasien. Keselamatan pasien harus menjadi prioritas utama kita semua," tegas dr. Aklima.(*)