Selasa, 13 Agustus 2024 10:08 WIB

Dukung Cetak Generasi Emas, RS Fatmawati Sosialisasikan KB dan Gizi Ibu Menyusui

Responsive image
Unit Promosi Kesehatan - RSUP Fatmawati Jakarta
86

Jakarta (12/08) - Unit Promosi Kesehatan (UPK) RS Fatmawati bekerjasama dengan Tim PKBRS dan Instalasi Gizi RS Fatmawati menyelenggarakan edukasi tatap muka yang mengusung 2 tema edukasi sekaligus. Tema pertama yang dipaparkan adalah “Keluarga Berencana dan Alur Pelayanan PKBRS” dan tema kedua adalah “Gizi Pada Ibu Menyusui”. Kegiatan ini berlangsung pada hari Senin pagi tanggal 12 Agustus 2024 dengan menghadirkan Bdn. Yola Elvira, S. Tr. Keb dan Masyrifah Budi Asih, Amd.Keb sebagai narasumber untuk materi pertama serta Mitha Monica, S.Tr.Gz sebagai narasumber untuk materi kedua yang merupakan ahli gizi RS Fatmawati. 

Kegiatan edukasi tersebut dihadari oleh pasien dan keluarga pasien yang sedang menunggu panggilan berobat jalan di ruang tunggu Poli Kebidanan & Kandungan RS Fatmawati. Bidan Masyrifah menjelaskan bahwa KB memiliki banyak manfaat diantaranya untuk menekan kehamilan yang tidak diinginkan, mendorong kecukupan ASI dan pola asuh anak yang baik serta mencegah gangguan kesehatan mental keluarga. 

Memberikan ASI eksklusif kepada bayi untuk mencegah kehamilan yang biasa dikenal dengan metode amenore laktasi termasuk metode kontrasepsi atau KB alami setelah melahirkan karena mengandalkan kerja hormon yang bertugas untuk merangsang terjadinya ovulasi. Metode amenore laktasi hanya bisa untuk ibu yang memberikan ASI secara eksklusif.

Oleh karena itu, agar proses pemberian ASI eksklusif berjalan lancar, ibu Mitha sebagai ahli gizi RS Fatmawati menjelaskan bahwa asupan gizi yang berkualitas dapat mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui sebaiknya mengonsumsi makanan yang beragam. Prinsip dan syarat pola makan untuk ibu menyesui yaitu: Hindari konsumsi obat tanpa resep dokter, penuhi kebutuhan cairan 12-14 gelas/hari, hindari alkohol dan rokok, konsumsi protein hewani dan susu, batasi teh, kopi dan soda, dan konsumsi menu seimbang. 

Setelah penyampaian materi, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada narasumber. Beberapa pertanyaan yang diajukan sebagai berikut: 

Q : “Batas usia maksimal aman untuk melahirkan lagi berapa?”
A : “Di atas 35 tahun itu sudah warning, di atas usia 40 tahun sudah merah karena berisiko pendarahan dan keracunan kehamilan, risiko anak kelainan kongenital”

Q : “Sekarangkan banyak ibu yang tidak bisa mengeluarkan asi, sampai umur berapa ibu bisa
melakukan relaktasi?”
A : “Untuk produksi ASI minggu pertama memang sedikit, itu wajar. Untuk mengetahui ASI sudah cukup atau tidak, bisa dilihat dari buku KMS baru lihat dan evaluasinya jika perkembangan anak tidak baik. Cara relaktasinya tergantung dari bayi dan ibunya masing- masing, semakin muda usia bayi relaktasinya semakin cepat, semakin dia sering disusui ASInya semakin ada lagi”

Q : “Setau saya ibu menyusui itu ada hindmilk dan foremilk, itu bagaimana?”
A : “Semakin seimbang asupan gizi ibu menyusui maka kualitas ASInya akan lebih baik, hindmilk itu membuat bayi lebih kenyang karena lebih banyak mengandung lemak dan kalori dan biasanya keluar di sesi akhir ASI keluar, sedangkan foremilk itu biasanya keluar di sesi awal ASI keluar dan lebih encer”