Semarang (30/07) – Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan melalui Tim Kerja Informasi dan Hubungan Masyarakat bekerja sama dengan Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Desk Sistem Informasi Rumah Sakit, RME, dan SatuSehat. Kegiatan yang diselenggarakan di Kota Semarang, Jawa Tengan tersebut mengundang seluruh perwakilan Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan hadir langsung bersama Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan untuk membuka serta memberikan arahan kepada para peserta yang hadir.
Dalam sambutanya, Setditjen Kesehatan Lanjutan menyampaikan bahwa Sistem informasi RS yang sudah berjalan saat ini diharapkan dapat bisa menjadi lebih seragam karena RS vertikal pemiliknya satu yaitu Kementerian Kesehatan. “Semua pola dan proses bisnis RS vertikal akan diarahkan ke bentuk yang sama walaupun tidak harus sama persis. Dari 39 RS Vertikal yang sudah ada dan 2 RS yang akan diresmikan, masing-masing RS ada keunggulannya sendiri tetapi urusan proses bisnis, administrasi, keuangan harus sama. Saat ini kita akan bergerak juga ke konsolidasi obat. Teman-teman harus memahami ke mana arah transformasi yang sedang kita jalankan. IT adalah tulang punggung institusi dan diharapkan dapat berjalan dengan baik.” Ungkap dr. Sunarto, M.Kes.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dalam paparanya menyampaikan terdapat empat misi pada transformasi teknologi kesehatan, yaitu : Ekosistem digital yang terhubung, aman, dan berkelanjutan, Digitalisasi layanan kesehatan yang inklusif dan berorientasi pengguna, Pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan, serta Mendorong ekosistem inovasi dan kolaborasi digital kesehatan. Disampaikan pula bahwa Capaian transformasi teknologi kesehatan untuk keseluruhan RS sudah cukup memadai tetapi ada beberapa hal yang masih belum optimal seperti pengiriman data laboratorium untu itu diharapkan RS dapat menuju ke transformasi teknologi kesehatan dengan menggunakan Metode 360 yang komprehensif yaitu foundation setup, development, dan improvement dengan menguatkan enam hal yaitu infrastruktur, anggaran, sumber daya, data dan informasi, aplikasi, dan governance untuk menuju zero complaint, zero delay, dan zero paper.