Bogor (20/08) – Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan melalui Direktorat Mutu dan Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Analisis Data Resistansi Antimikroba dan K Pelaporan Global Antimicrobial Resistance Surveillance System (GLASS) Indonesia 2024. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari di Kota Bogor, Jawa Barat tersebut dibuka secara langsung oleh Direktur Mutu dan Pelayanan Kesehatan, dr. Yanti Herman, MH.Kes dan turut mengundang berbagai stakeholder yang terlibat dalam penanganan ancaman resistansi antimikroba (AMR) di Indonesia.
Dalam upaya pengendalian resistansi antimikroba secara terpadu, berkesinambungan, terukur, dan terarah maka dibentuk sistem surveilans nasional resistansi antimikroba sebagai bagian dari sistem surveilans global resistansi antimikroba GLASS. Surveilans ini merupakan komponen krusial dalam upaya global kita untuk memantau, menganalisis, dan merespons AMR.
Resistansi antimikroba adalah salah satu tantangan kesehatan global yang paling mendesak. Melalui GLASS, dapat terkumpul data yang lebih akurat dan komprehensif untuk memahami pola resistansi di berbagai daerah dan negara. Dengan analisis yang mendalam dari data GLASS, diharapkan mampu mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam pencegahan dan pengendalian AMR di Indonesia.
Untuk itu peran surveilans dalam memantau resistansi antimikroba tidak dapat diremehkan. Data yang diperoleh akan menjadi landasan untuk pengambilan keputusan dalam pengembangan kebijakan kesehatan, termasuk penggunaan antimikroba yang lebih bijaksana dan penguatan kapasitas laboratorium dalam mendeteksi resistansi.
GLASS menyediakan pendekatan standar untuk pengumpulan, analisis, interpretasi, dan pembagian data oleh negara-negara dan berupaya untuk secara aktif mendukung pembangunan kapasitas dan memantau status sistem pengawasan nasional yang ada dan yang baru. Lebih jauh, GLASS mendorong peralihan dari pendekatan pengawasan yang hanya berdasarkan data laboratorium ke sistem yang mencakup data epidemiologi, klinis, dan tingkat populasi. GLASS telah dirancang untuk secara progresif menggabungkan data dari pengawasan AMR pada manusia, seperti pemantauan resistensi dan penggunaan obat antimikroba, termasuk AMR dalam rantai makanan dan lingkungan.
Pertemuan pertemuan analisis data resistansi antimikroba dan pelaporan GLASS Indonesia 2024 diselenggarakan guna membahas berbagai aspek penting terkait surveilans, termasuk tantangan yang dihadapi serta upaya untuk meningkatkan kualitas data dan laporan.
“Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Saya mengucapkan pula terima kasih atas kehadiran dan partisipasi aktif Bapak/Ibu dalam acara ini. Mari kita bekerja sama untuk memastikan bahwa upaya kita dalam mengendalikan AMR dapat memberikan dampak nyata bagi kesehatan masyarakat Indonesia dan dunia. Saya berharap diskusi yang berlangsung dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang berguna untuk memperkuat sistem surveilans kita”, tutup Direktur Mutu dan Pelayanan Kesehatan.