Minggu, 25 Mei 2025 20:34 WIB

Peresmian Pusat Moyamoya dan Penyakit Serebrovaskular Kompleks di RSPON Mahar Mardjono Jakarta

Responsive image
Mega Fitri Yuniarsih - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta
28

Jakarta (24/05) – Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta resmi meluncurkan Pusat Moyamoya dan Penyakit Serebrovaskular Kompleks, yang dirancang sebagai pusat unggulan nasional untuk diagnosis, tata laksana, pelatihan, dan riset penyakit-penyakit otak vaskular yang sulit ditangani. Dibentuk melalui kolaborasi internasional bersama Far East Neurosurgical Institute, Jepang, yang dipimpin oleh Prof. Rokuya Tanikawa, salah satu pionir bedah bypass otak dan ahli terkemuka dunia dalam penyakit moyamoya. Peresmian ini dirangkaikan dengan Workshop Internasional Bypass Pembuluh Darah Otak dan Penanganan Kasus Kompleks Bedah Saraf, yang diikuti hampir 100 peserta dari berbagai institusi di Indonesia.

Acara ini menghadirkan pakar bedah saraf dan neurovaskular dari berbagai negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, Hong Kong, Thailand, Malaysia, Filipina, Meksiko, Portugal dan Columbia. Di antara institusi ternama yang hadir adalah para ahli dari University of Pittsburgh (USA) dan Queen Elizabeth Hospital (Hong Kong), yang turut terlibat langsung dalam pelatihan yang bekerjasama dengan kementrian kesehatan dan perhimpunan ahli bedah saraf indonesia, untuk memperkenalkan  berbagi teknik terkini dalam penanganan bedah saraf vaskular kompleks.

Direktur Utama RS PON, dr Adin Nulkhasanah Sp.N Mars, menegaskan bahwa pusat ini juga akan membuka jalan menuju kerja sama riset internasional, pengembangan teknik inovatif, serta memperkuat peran Indonesia dalam komunitas keilmuan bedah saraf vaskular dunia. Meski relatif langka, RS PON sudah menangani sekitar 70 kasus dalam setahun. Insiden kasus diprediksi jauh lebih tinggi dari yang terlaporkan. Tren di banyak negara misalnya Jepang, terjadi pada 0,5 per 100 ribu penduduk.

Kasus stroke tidak melulu berkaitan dengan penyebab 'klasik' seperti gaya hidup tidak sehat dengan riwayat penyakit penyerta. Ada beberapa pasien yang mengalami stroke di rentang usia 20-30-an atau bahkan lebih muda, dilatarbelakangi kelainan genetik. Salah satunya pasien dengan kondisi moya-moya. Moya-moya adalah kelainan genetik yang memengaruhi pembuluh darah otak, khususnya arteri karotis interna.

Arteri ini menyempit dan bahkan dapat tersumbat, sehingga mengurangi aliran darah ke otak. Penyempitan ini menyebabkan pembentukan pembuluh darah kecil yang baru di sekitar daerah tersumbat. Pembuluh darah ini terlihat seperti 'kepulan asap' pada angiogram, sehingga penyakit ini dinamai moyamoya, yang berarti 'kepulan asap' dalam bahasa Jepang.