Senin, 26 Mei 2025 11:31 WIB

RSCM Hadirkan Layanan Teknik Radiasi IMRT Based Total Body Irradiation Pertama Di Indonesia, Harapan Baru Untuk Pasien Kanker

Responsive image
Yogi - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
113

Jakarta (21/05) - Mewujudkan salah satu misi RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan profesional berstandar internasional. RSCM hadirkan Layanan Teknik Radiasi Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) based Total Body Irradiation (TBI) pertama di Indonesia. Layanan ini didukung teknologi Tomotherapy Radixact yang merupakan pesawat radioterapi canggih pertama dan satu satunya di Indonesia serta kolaborasi dengan para ahli dari Nagoya University Hospital Jepang diwakili oleh Dr. Mariko Kawamura dan Mr. Miyachi Takayuki sukses hadirkan teknologi radioterapi paling kompleks untuk pasien kanker darah. Layanan ini resmi hadir di Instalasi Pelayanan Terpadu Onkologi Radiasi (IPTOR) RSCM.

Salah satu pengobatan utama penyakit kanker adalah radioterapi, yaitu pemberian radiasi pengion ke sel kanker secara presisi untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi dapat diberikan dengan beberapa teknik radiasi, salah satunya yaitu, Total Body Irradiation (TBI) merupakan suatu teknik radiasi eksterna yang diberikan ke seluruh tubuh pasien secara merata dari ujung kepala sampai dengan ujung jari kaki secara presisi. Teknik radiasi TBI ini adalah salah satu teknik radiasi paling kompleks dan sulit dibandingkan teknik radiasi lainnya.

TBI merupakan bagian dari prosedur transplantasi sumsum tulang atau Hematopoietic Stem Cell Transplant (HSCT) yang diberikan kepada penderita kanker darah (leukemia) dan penyakit limfoma (kasus tertentu). TBI dilakukan sebagai salah satu tahapan sebelum pasien dapat menerima transplantasi sumsum tulang yaitu pada tahapan conditioning. TBI bertujuan menghancurkan sel-sel leukemia yang masih tersisa dalam tubuh pasien dan menurunkan sistem imun pasien, sehingga saat dilakukan transplantasi sumsum tulang, tidak ada reaksi penolakan dari tubuh pasien terhadap sumsum tulang dari donor yang ditransplantasikan kepada pasien.

Dr. dr. Angela Giselvania, Sp.Onk.Rad(K) sebagai Kepala IPTOR RSCM, menyatakan bahwa TBI dilakukan dengan presisi tinggi, dimana ketepatan pergeseran tidak lebih dari 5mm dari ujung kepala hingga kaki, sehingga dibutuhkan verifikasi mendetail dan imobilisasi yang akurat. Selanjutnya, homogenitas dosis yang merata di seluruh tubuh, dengan tetap melindungi organ sehat. Konsep seluruh tubuh ini tidak dapat dicapai dengan hanya sekali scan, dikarenakan luas lapangan scan patient maksimal 135cm, sehingga harus dibuat dengan 2 posisi, head-first (pasien berbaring posisi kepala diatas) dan feef-first (pasien berbaring terbalik dengan posisi kaki lebih dahulu). Untuk mencapai dosis yang stabil di pertemuan (junction) antara kedua lapangan ini, dibuat teknik adaptasi dengan 14 level lapisan dosis di junction tersebut, yang membutuhkan teknik yang tinggi dan bukan merupakan hal yang mudah.

“Saya sangat puas dengan pelayanan yang saya dapatkan di RSCM, dimana dokter dan perawatnya baik semua. Saya senang dengan dilakukannya TBI kepada saya, semoga pelayanan kanker di RSCM terus maju dan lebih baik lagi” ungkap Tn. D sebagai pasien yang mendapatkan tindakan radiasi TBI di RSCM.

Hal senada juga dijelaskan oleh Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad(K) sebagai Koordinator Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) dan dr. Endang Nuryadi, Sp.Onk.Rad(K), PhD selaku dokter penanggung jawab pasien, menyatakan bahwa TBI perlu dilakukan pada salah satu prosedur persiapan transplantasi sumsum tulang yaitu pada tahap conditioning, terutama pada pasien leukemia pada anak, dan pada kondisi tertentu pada pasien leukemia dewasa yang tidak memungkinkan dengan kemoterapi. Teknik radiasi ini dikhususkan untuk radiasi persiapan transplantasi sumsum tulang, tidak untuk dilakukan secara rutin pada berbagai jenis kanker. Prosedur TBI jauh lebih kompleks dibanding teknik radiasi IMRT/ VMAT reguler, karena area radiasi adalah seluruh tubuh, maka waktu yang diperlukan untuk persiapan, set up pasien dan penyinaran jauh lebih lama (sekitar 2 jam untuk 1 kali radiasi dan 1 hari dilakukan 2 kali radiasi dengan jeda jarak 6 jam antar radiasi, sehingga total untuk 1 pasien dapat menghabiskan waktu 4 jam untuk radiasi dalam 1 hari. Radiasi diberikan 6 kali dalam 3 hari) dibandingkan dengan teknik IMRT/ VMAT regular yaitu hanya 10 - 15 menit per kali radiasi.

RSCM menegaskan komitmennya sebagai rumah sakit pendidikan rujukan nasional aktif menciptakan terobosan melalui kolaborasi riset dan pelayanan berbasis inovasi. Dengan berhasil dilakukannya teknik radiasi Total Body Irradiation (TBI) di RSCM, dapat memberikan harapan baru bagi penderita kanker darah untuk menjalani pengobatan transplantasi sumsum tulang di Indonesia.