Padang (02/06) - RSUP Dr. M. Djamil melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila. Upacara yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG (KFM), MARS, FISQua, ini diselenggarakan secara khidmat di halaman gedung administrasi dan rawat jalan.
Seluruh jajaran direksi, ketua komite, ketua SPI, ketua KSM, manajer dan asisten manajer serta karyawan RSUP Dr. M. Djamil hadir memenuhi lapangan upacara, menunjukkan komitmen kuat terhadap ideologi dasar negara. Upacara ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam praktik pelayanan kesehatan.
Dalam amanatnya, Dr. dr. Dovy Djanas menyampaikan 1 Juni 2025, hari penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila. Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," kata Dovy Djanas saat membacakan sambutan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, Ia mengajak untuk merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda.
"Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia," ucapnya.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. "Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita," sebut Dirut.
Oleh karena itu, tuturnya, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital. "Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila," ajak Dovy.
Ia menekankan kita ingin Indonesia yang maju bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral. Kita ingin Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan. Kita ingin Indonesia yang dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya.
"Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan," ucapnya.
Ia mengajak seluruh keluarga besar RSUP Dr. M. Djamil untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai napas dalam setiap tindakan."Ini demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang profesional, humanis, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," tukasnya. (*)