Selasa, 03 Juni 2025 11:52 WIB

RSUP Dr. M. Djamil Dukung Dua Produk Hasil Riset PDRPI FK Unand

Responsive image
Humas - RSUP dr. Djamil Padang
43

Padang - RSUP Dr. M. Djamil menunjukkan komitmen dalam mendukung inovasi dan kemandirian riset kesehatan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan dukungan terhadap peluncuran dua produk Taq Polimerase dan Reverse Transcriptase yang merupakan hasil riset kolaboratif dari peneliti Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi (PDRPI) dengan mahasiswa S-2 Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand).

Taq Polimerase dan Reverse Transkriptase adalah dua protein atau enzim yang digunakan sebagai bahan baku utama untuk produk molekuler. Kedua bahan ini sangat penting untuk proses reaksi yang terjadi. Taq polimerase berguna untuk memperbanyak jumlah DNA sehingga bisa dianalisis. Sebaliknya Reverse Transcriptase berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA. Tidak banyak lembaga riset yang mengembangkan produk ini, sehingga hingga saat ini, kedua produk diimpor dari berbagai negara, seperti Amerika, China atau Eropa.

"Kami bangga dan memberikan apresiasi kepada tim peneliti PDRPI dan mahasiswa S-2 Biomedik FK Unand atas keberhasilan mereka mengembangkan Taq Polimerase dan Reverse Transcriptase ini. Dua produk ini adalah bukti nyata bahwa peneliti-peneliti kita memiliki potensi luar biasa untuk menghasilkan inovasi yang berdaya saing dan memberikan dampak langsung bagi kesehatan masyarakat," kata Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, K.F.M, MARS, FISQua saat Peluncuran Dua Produk Riset PDRPI di Gedung PDRPI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Jati.

Turut dihadiri Kepala PDRPI Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc, Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset Unand Dr. Eng. Muhammad Makky, S.TP, M.Si, Dekan Fakultas Kedokteran Unand Dr. dr. Sukri Rahman, Sp.THT-BKL, Subsp.Onk(K), FACS, FFSTEd dan Direktur PT Crown Teknologi Indonesia Dr. dr. Syafruddin Alun, MARS.

Ia mengatakan kehadiran dua produk ini adalah langkah awal yang menjanjikan. "Kami berharap produk ini dapat segera diproduksi dalam skala besar dan tersedia di pasar dengan harga yang kompetitif, sehingga berkontribusi pada efisiensi biaya pemeriksaan PCR di Indonesia," harapnya.

Ia menekankan peluncuran Taq Polimerase dan Reverse Transcriptase ini bukan hanya sekadar seremoni,. "Melainkan sebuah deklarasi bahwa Indonesia memiliki kemampuan dan potensi besar untuk bersaing di kancah riset dan produksi bioteknologi global, demi kesehatan dan kemajuan bangsa," tutur Dovy.

Kepala PDRPI Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc menjelaskan kedua produk yang diproduksi PT Crown Teknologi Indonesia ini merupakan inovasi yang ke-34 dan 35 yang dikembangkan oleh laboratorium yang telah ada sejak tahun 2012.

"Produk ini akan memberikan keuntungan ganda. Yaitu biaya reagen PCR akan semakin murah dan TKDN akan naik 25-30 persen. Rerata produk yang dikembangkan dari hasil riset PDRPI mempunyai TKDN 40-50 persen, namun dengan  adanya kedua enzim ini, TKDN akan naik menjadi 65-80 persen," tuturnya.

Perkembangan ini, sebutnya, tentunya akan memberikan dampak yang signfikan terhadap komersialisasi produk.  

Taq Polimerase dan Reverse transkriptase dibuat dengan pendekatan full bioteknologi. PDRPI FK Unand mengembangkan metode kloning untuk menghasilkan protein rekombinan. Gen yang menyandi protein ini diambil atau disintesis dan disisipkan pada bakteri, seperti E coli. "Ada perbedaan dalam produksi kedua protein, yaitu taq polimerase menggunakan bakteri indukan yang diambil dari sumber air panas di daerah Solok, yaitu Bukit Kili Kecil, Bukik Gadang dan Batu Bajanjang. Sedangkan reverse transcriptase tidak menggunakan bakteri indukan, namun urutan DNA nya disintesis di laboratorium. Bakteri indukan yang ditemukan di air panas kawasan Solok antara lain Anoxybacillus flavithermus dan Tepidimonas ignava. 

Produk sintesis ini disisipkan ke Bakteri lain, seperti E. coli. Pada tahap akhir bakteri tadi dimanipulasi untuk menghasilkan kedua protein, dianalisis dan dimurnikan sehingga didapat protein yang berfungsi dengan baik," paparnya. 

Keberhasilan tim peneliti PDRPI FK Unand dalam menghasilkan produk protein rekombinan dianggap sebagai pencapaian yang besar di bidang Bioteknologi, mengingat tidak semua lab riset yang bisa melakukan ini. Semua pembiayaan ditanggung oleh Industri, yaitu PT CTI dan akan digunakan secara penuh oleh mereka. Ini adalah bentuk kerja sama erat antara perguruan tinggi dengan industri.

"Dua produk riset PDRPI juga sedang diuji coba oleh Kementerian Kesehatan, yaitu skrining tuberkulosis di 8 provinsi/site dan validasi panel infeksi paru (pneumonia) di 3 rumah sakit. TKDN kedua produk otomatis akan meningkat seiring dengan penggunaan protein rekombinan ini. Panel Infeksi Paru merupakan kerja sama dengan RSUP Dr. M. Djamil," ungkap Andani.(*)