Padang (26/06) - Komitmen RSUP Dr. M. Djamil untuk terus menggenjot kualitas layanan dan kinerja tak pernah surut. Hal ini dibuktikan melalui penyelenggaraan In House Training bertajuk "Aksi Perbaikan di 6 Area Pendongkrak Kinerja Rumah Sakit Berbasis 10 Sumber Inovasi" yang menghadirkan seorang hospital advisor, Nawolo Tris Sampurno. Kegiatan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan RSUP Dr. M. Djamil untuk mencapai predikat rumah sakit yang inovatif, memiliki reputasi, menawarkan kemudahan akses, dan senantiasa ramah dalam pelayanan.
"Di era kompetitif saat ini, tidak cukup hanya bekerja keras. Akan tetapi kita juga harus bekerja cerdas, inovatif, dan terukur. Sebagai rumah sakit rujukan nasional, RSUP Dr. M. Djamil harus terus meningkatkan kualitas layanannya. Salah satu caranya dengan mengidentifikasi area-area pendongkrak kinerja, melakukan perbaikan secara berkelanjutan, dan melibatkan seluruh elemen organisasi dalam budaya inovasi," kata Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua saat memberikan sambutan di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan.
Turut hadir Direktur Layanan Operasional drg. Ade Palupi Muchtar, MARS, Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian dr. Maliana, M.Kes, dan Direktur Perencanaan dan Keuangan Luhur Joko Prasetyo dan manajemen.
Ia mengatakan in house training ini bukan hanya sebuah pelatihan biasa. Akan tetapi merupakan bagian dari komitmen bersama untuk membangun budaya kerja yang berorientasi pada perubahan positif dan pembelajaran berkelanjutan. "Melalui pelatihan ini, kita diharapkan bisa mengenali peluang perbaikan di enam area penting rumah sakit, serta memanfaatkan sepuluh sumber inovasi yang akan dibahas oleh Pak Naw, seorang praktisi sekaligus inspirator perubahan yang telah banyak mendampingi institusi layanan kesehatan di Indonesia," harap Dovy.
Ia juga mengharapkan hasil dari In House Training ini dapat diterjemahkan menjadi aksi nyata di lapangan, baik dalam bentuk perbaikan proses kerja, penyederhanaan alur pelayanan, maupun inovasi berbasis teknologi informasi. "Jangan ragu untuk memulai dari hal-hal kecil, karena perubahan besar dimulai dari langkah pertama yang konsisten dan terus diperbaiki," ajaknya.
Hospital Advisor, Nawolo Tris Sampurno menekankan rumah sakit adalah rumah misi kebaikan oleh karenanya senantiasa dilakukan aksi perbaikan untuk kebaikan. "Memang yang datang itu membawa kebaikan dan kita memberikan kebahagiaan. Dari sakit menjadi sehat. Mewujudkan itu butuh proses," tutur pria yang pernah menjadi konsultan biro perencanaan dan anggaran Kemenkes RI untuk kajian efesiensi anggaran Satker BLU RS Dirjen Pelayanan Kesehatan tahun 2020-2021 ini.
Ia mengatakan yang menarik, kenapa perbaikan peningkatan kinerja di 6 area rumah sakit. Karena dengan begitu sama juga membenahi seluruh komponen yang ada di rumah sakit. Karena setiap area yang dibereskan atau di perbaiki juga akan melibatkan semua unit kerja yang ada.
Keenam area itu yakni area marketing, area publik, area rawat jalan, area rawat inap, area kamar operasi dan area pengelolaan klaim (asuransi dan BPJS Kesehatan). "Jika ingin membenahi rumah sakit, jangan pendekatannya per unit kerja. Akan tetapi per area. Makanya membenahi 6 area ini sama saja melibatkan seluruh unit kerja. Contoh, jika ingin membenahi poliklinik maka melibatkan 16 unit kerja. Mulai dari security yang menerima pasien. Kemudian rekam medis, perawat, DPJP hingga farmasi," sebutnya.
Ia menegaskan jika ingin membenahi poliklinik maka benahi farmasi terlebih dulu. Karena komplain tertinggi di poliklinik berada di farmasi. Kenapa? Jika daftar lama pasien masih sabar, nunggu dokter lama pasien masih sabar. Jika menunggu obat lama, tidak ada lagi kesabaran dari pasien. "Solusinya, ruang tunggu farmasi ini harus dipisahkan dari ruang admisi. Jika sudah terpisah, berikan kenyamanan pada ruang tunggu farmasi tersebut," ucap pria kelahiran 1975 ini.
Rumah sakit, tuturnya, harus tumbuh dan berkembang. Tentu untuk menjadi terbaik, semuanya harus didukung oleh inovasi dan reputasi. Inovasi harus didukung 10 sumber inovasi dan reputasi didukung oleh Google review, akreditasi dan ISO.
"Sedangkan menjadi yang terpercaya harus didukung oleh kemudahan akses dan ramah dalam pelayanan. Sambutlah pasien bukan disambit. Sambutlah dengan kemudahan. Parkir mudah, layanan di poliklinik hingga pindah ke ruang rawat inap cepat, layanan di kamar operasi jangan terlalu lama dan proses kepulangan cepat. Dan itulah disebut dengan kemudahan akses," ungkap Pak Naw--akrab dipanggil.
Di samping itu, tegasnya, harus ramah. Ukurannya, setiap berbicara petugasnya selalu eye contact, harus smile atau senyum, harus respect, harus memiliki empati. "Kemudian harus ensurance. Arti kata memiliki wajah solusi di tengah polusi. Jangan ketika datang ke rumah sakit melihat wajah petugas polusinya bertambah. Dan harus effort atau memiliki usaha atau upaya dilakukan untuk mencapai suatu tujuan atau hasil," ungkapnya.
Ia menegaskan kuncinya, ketika inovasi, reputasi, kemudahan akses dan ramah dalam pelayanan dihadirkan, kepuasan pasien akan datang dengan sendirinya. "Makanya motto RSUP Dr. M. Djamil adalah Kepuasan Anda adalah Kepedulian Kami itu betul. Upaya untuk membangun kepedulian tersebut, kita harus hadirkan empat hal tersebut. Tentunya berujung pada kepuasan pasien," tukasnya. (*)