Padang (05/07) - Penyakit paru masih menjadi penyumbang angka kesakitan dan kematian yang tinggi, baik secara nasional maupun di Sumatera Barat. Hal ini menuntut penanganan yang tidak hanya berbasis ilmu pengetahuan mutakhir dan teknologi, tetapi juga melalui pendekatan kolaboratif lintas layanan, mulai dari primer, sekunder, hingga tersier.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Padang, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua saat pembukaan Pulmonary Update 2025 di The ZHM Premiere Hotel Padang,. Pertemuan lmiah ini mengangkat tema “Optimizing Lung Health and Breathe Easily” yang menjadi ajang pembaruan pengetahuan dan diskusi terkini dalam bidang pulmonologi.
“Kami mengapresiasi penyelenggaraan Pulmonary Update 2025 ini sebagai bentuk kepedulian dan komitmen bersama dalam meningkatkan kapasitas penanganan masalah kesehatan paru, agar masyarakat dapat ‘bernapas lebih mudah’,” ujar Dr. Dovy.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wali Kota Padang Fadly Amran, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dr. Rauza Sukma Rita, Ph.D, narasumber dari Universiti Kebangsaan Malaysia Prof. Dr. Muhammad Faisal Abdul Hamid, serta Prof. Dr. Faisal Yunus, PhD, SpP(K), FCCP dari Universitas Indonesia, dan Ketua Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK Unand, dr. Afrian Sp.P(K) Onk, bersama ratusan peserta dari berbagai instansi kesehatan.
Ia menekankan bahwa tema yang diangkat memiliki makna mendalam, terutama di era pascapandemi COVID-19, di mana penyakit paru masih menjadi tantangan utama yang memerlukan penanganan komprehensif dan berkelanjutan. RSUP Dr. M. Djamil, sebagai rumah sakit rujukan nasional di wilayah barat Indonesia sekaligus rumah sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, berkomitmen mendukung penguatan sumber daya manusia kesehatan.
“Komitmen ini kami wujudkan melalui penyelenggaraan kegiatan ilmiah, workshop, dan pelatihan berkelanjutan, agar dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya semakin siap menghadapi kompleksitas kasus penyakit paru,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Padang Fadly Amran mengajak seluruh pihak untuk memikirkan dampak kesehatan paru masyarakat baik sebelum, saat, maupun setelah bencana terjadi. “Tanpa kolaborasi yang solid, hasilnya tidak akan maksimal. Mari kita bersama-sama menyehatkan paru-paru Kota Padang demi masyarakat yang lebih sejahtera,” tambahnya.
Fadly juga menegaskan komitmen pemerintah kota dalam pengendalian konsumsi rokok. Ia mengungkapkan bahwa saat menjabat sebagai Wali Kota Padang Panjang, pihaknya telah menerbitkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok. Sementara sebelumnya, fatwa rokok telah diterbitkan di masa Wali Kota dr. Suir Syam, yang menjadi pijakan penting dalam upaya perlindungan masyarakat terhadap bahaya rokok.
“Saat ini, kami sedang menyusun Perda Anti Rokok untuk Kota Padang sebagai bentuk keberlanjutan dari komitmen perlindungan kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Pertemuan ilmiah Pulmonary Update 2025 ini dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama, yang menghadirkan para narasumber dan peserta dari berbagai latar belakang untuk saling bertukar wawasan, pengalaman, serta strategi dalam menghadapi tantangan penyakit paru di Indonesia.(*)