Bogor (24/07) - Guna menghimpun masukan dari pengguna layanan, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Marzoeki Mahdi menyelenggarakan Forum Konsultasi Publik di Aula Heritage Golf Field, Bogor. Acara ini dihadiri oleh direksi dan manajemen selaku pemberi layanan dan stakeholder yang terdiri dari masyarakat pengguna layanan, praktisi, instansi terkait, organisasi masyarakat sipil dan media massa.
Direktur Medik dan Keperawatan, Rahmi Handayani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa PKJN RS Marzoeki Mahdi perlu menyampaikan layanan terkini kepada masyarakat, serta mendengarkan masukan dari stakeholder terkait layanan yang telah diberikan.
“Banyak terapi modalitas yang belum dimanfaatkan oleh pasien kita, seperti TMS (Transcranial Magnetic Stimulation) dan ECT (Electroconvulsive Therapy). Sebetulnya itu merupakan terapi neuromodulasi yang bisa dilakukan untuk memulihkan kembali fungsi-fungsi yang sudah mulai terganggu, terutama pada pasien-pasien dengan gangguan jiwa,” ujarnya.
Terapi yang tersedia tidak hanya untuk gangguan jiwa. Rahmi menambahkan, gangguan nonjiwa juga dapat ditangani dengan terapi tersebut.
“Namun, terapi ini tidak hanya untuk gangguan jiwa, tetapi juga gangguan fisik lainnya. Misalnya, TMS ternyata juga dapat digunakan untuk penyakit-penyakit neurologis seperti kesulitan belajar atau gangguan saraf lainnya. Selain itu, tersedia Neurofeedback, EEG (Electroencephalography), dan EMG (Electromyography), yang mungkin belum dimiliki oleh semua rumah sakit,” pungkasnya.
Asistem Manajer Pelayanan Medik, Amelia Ulfah, memaparkan layanan apa saja yang ada di PKJN RS Marzoeki Mahdi. Peserta forum pun memberikan masukan, seperti, mendorong pembentukan tim khusus atau penyelenggaraan pelatihan bagi petugas puskesmas agar mampu melakukan penjemputan pasien ODGJ langsung dari rumah, menyampaikan apresiasi atas inisiatif PKJN RS Marzoeki Mahdi yang telah menghadirkan layanan farmasi lebih dekat dan mudah dijangkau, serta mengusulkan penambahan area bermain anak di lingkungan rumah sakit.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, Ikatan Bidan Indonesia Kota Bogor, Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kota Bogor, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan di Kota Bogor, Puskesmas Sindang Barang, LPM, PSI, Ketua RT, Radar Bogor, Kisi FM, serta pasien dan keluarganya.