Padang - Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand)/RSUP Dr. M. Djamil bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumbar menggelar acara SelebrASI Pekan Menyusui Sedunia 2025. Kegiatan yang dilangsungkan di Ruang Konferen Departemen Ilmu Kesehatan Anak ini mengusung tema Prioritaskan Menyusui: Membangun Sistem Dukungan yang Berkelanjutan.
Untuk diketahui, beberapa rangkaian kegiatan SelebrASI Pekan Menyusui Sedunia 2025 ini meliputi Sumarak Serentak se-Sumbar (1-7 Agustus), Car Free Day melibatkan Dinas Kesehatan Sumbar, POGI Sumbar, IDI Sumbar dan DWP Kota Padang (3 Agustus), Health Talk Live IG (1-8 Agustus) dan Sumarak RSUP Dr. M. Djamil (4 Agustus).
Direktur SDM, Pendidikan, dan Penelitian RSUP Dr. M. Djamil, dr. Maliana, M.Kes., saat pembukaan kegiatan menegaskan kembali peran krusial Air Susu Ibu (ASI) bagi tumbuh kembang anak. "ASI bukan sekadar nutrisi, melainkan fondasi penting bagi kehidupan seorang anak, baik secara fisik maupun psikis. ASI menyediakan semua yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh sehat, sekaligus mempererat ikatan batin antara ibu dan anak," ujar dr. Maliana.
Turut hadir Ketua KSM Ilmu Kesehatan Anak Dr. dr. Finny Fitry Yani, Sp.A (K), Ketua IDAI Sumbar dr. Asrawati, M.Biomed, Sp.A (K), pengurus DWP RSUP Dr. M. Djamil dan undangan.
Ia menekankan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan, dilanjutkan dengan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun, merupakan investasi penting bagi masa depan generasi kita. "Secara fisik, ASI mengandung nutrisi lengkap dan antibodi yang krusial untuk membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat," sebutnya. Kandungan unik dalam ASI melindungi bayi dari berbagai penyakit dan infeksi, serta mendukung perkembangan organ vital. "Pemberian ASI terbukti dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti obesitas dan diabetes di kemudian hari," ungkap dr. Maliana.
Sementara itu, secara psikis, sebutnya, proses menyusui menciptakan ikatan emosional (bonding) yang kuat antara ibu dan bayi. Sentuhan, tatapan mata, dan kehangatan yang dirasakan bayi saat menyusu berkontribusi besar pada perkembangan otak dan kestabilan emosionalnya. "Bayi yang mendapatkan ASI cenderung memiliki rasa aman dan nyaman, yang merupakan modal penting untuk menjadi individu yang cerdas, tangguh, dan berempati, ucapnya.
Maka dari itu, menurut dr. Maliana, kesuksesan menyusui bukanlah tanggung jawab ibu semata. "Ibu membutuhkan dukungan dari berbagai pihakāsuami, keluarga, tenaga kesehatan, hingga lingkungan kerja. Dengan membangun sistem dukungan yang kuat dan berkelanjutan, kita memastikan setiap ibu memiliki kesempatan terbaik untuk memberikan ASI eksklusif dan melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun atau lebih," tambahnya.(*)