Padang (09/08) - Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, turut hadir dalam pembukaan Kongres Nasional Perhimpunan Reumatologi Indonesia (Konas IRA 2025) yang diselenggarakan di Hotel Pangeran Beach. Kehadirannya menegaskan komitmen RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit pendidikan utama dalam mendukung pengembangan ilmu dan layanan reumatologi di Indonesia.
Diketahui, Konas IRA 2025 merupakan forum penting bagi para ahli reumatologi untuk bertukar pengetahuan, memperbarui informasi terkini, dan membahas berbagai inovasi dalam penanganan penyakit reumatik dan autoimun. Sebagai rumah sakit rujukan tersier di Sumatera Barat, RSUP Dr. M. Djamil memiliki peran strategis dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas, termasuk di bidang reumatologi yang semakin berkembang.
Dalam kesempatan tersebut, Dovy Djanas menyampaikan bahwa RSUP Dr. M. Djamil mendukung penuh pelaksanaan Konas IRA 2025. "Partisipasi kami dalam Konas IRA ini adalah wujud nyata komitmen RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit pendidikan utama," ujar Dovy Djanas.
Turut hadir Dekan FK Unand, Dr. dr. Sukri Rahman, Sp.THT-BKL, Subsp. Onk (K), FACS, FFSTEd, Ketua Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA) Dr. dr. Rudy Hidayat, Sp.PD-KR, FINASIM, Pengurus IDI Sumbar dr. Rahmat Taufik, Sp.B (K) Onk, Ketua Pelaksana Konas IRA 2025 Dr. dr. Najirman, Sp.PD-KR, dan peserta Konas IRA 2025.
Ia menegaskan RSUP Dr. M. Djamil tidak hanya berfokus pada pelayanan pasien, tetapi juga berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan kedokteran, khususnya di bidang reumatologi. "Dengan adanya dukungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), RSUP Dr. M. Djamil terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, fasilitas, dan teknologi untuk memberikan pelayanan reumatologi yang komprehensif. Hal ini sejalan dengan visi rumah sakit untuk menjadi pusat layanan kesehatan yang unggul dan terdepan," tegasnya.
Kerja sama yang erat antara RSUP Dr. M. Djamil dan FK Unand, sebutnya, sangat krusial dalam mencetak dokter-dokter spesialis reumatologi yang kompeten dan berdedikasi. "Kami bertekad untuk terus menjadi pelopor dalam penelitian dan inovasi di bidang reumatologi, demi meningkatkan kualitas hidup pasien-pasien dengan penyakit reumatik dan autoimun," sebutnya.
Ia mengatakan dengan dukungan penuh terhadap kegiatan ilmiah seperti Konas IRA, RSUP Dr. M. Djamil optimistis dapat terus memberikan layanan reumatologi terbaik bagi masyarakat dan berperan aktif dalam pengembangan kesehatan nasional. "Sekaligus juga semakin memperkuat posisi RSUP Dr. M. Djamil sebagai pusat rujukan utama dan rumah sakit pendidikan yang berkontribusi nyata dalam kemajuan ilmu kedokteran di Indonesia," tutur Dovy.
Dekan FK Unand, Dr. dr. Sukri Rahman, Sp.THT-BKL, Subsp. Onk (K), FACS, FFSTEd, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan rumah sakit. "FK Unand berkomitmen untuk terus mendukung RSUP Dr. M. Djamil dalam pengembangan seluruh layanan spesialisasi, termasuk reumatologi," kata Sukri Rahman.
Ia berharap melalui Konas IRA ini, kami berharap terjadi transfer ilmu yang signifikan. "Sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para dokter di seluruh Indonesia dalam menangani kasus-kasus reumatologi," harapnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA) Dr. dr. Rudy Hidayat, Sp.PD-KR, FINASIM, menyatakan optimisme tinggi terhadap perkembangan penatalaksanaan reumatologi di Indonesia. Kualitas layanan reumatologi di tanah air sudah tidak kalah bersaing dengan negara-negara maju.
"Saya percaya diri bahwa penatalaksanaan reumatologi di Indonesia saat ini sudah sangat maju dan tidak kalah dibandingkan dengan luar negeri. Hal ini dikarenakan kita, para ahli reumatologi di Indonesia, selalu aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan baik di tingkat internasional maupun nasional. Kami terus memperbarui ilmu dan teknologi, serta berkolaborasi dengan para pakar dari seluruh dunia," sebutnya.
Rudy menekankan Konas IRA 2025 menjadi salah satu wadah strategis untuk terus meningkatkan kompetensi para dokter di Indonesia. Melalui forum ini, para peserta dapat bertukar pengetahuan, memaparkan hasil penelitian terbaru, dan mendiskusikan kasus-kasus klinis yang kompleks. "Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap pasien di Indonesia mendapatkan penanganan reumatologi yang terbaik, sesuai dengan standar global," harapnya.(*)