Padang (20/08) - RSUP Dr. M. Djamil mengambil langkah strategis dengan menggelar webinar tentang Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) di Auditorium Lantai IV Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan. Webinar yang dibuka oleh Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sumatera Barat, Arry Yuswandi ini menjadi forum penting untuk membahas dan mencari solusi atas berbagai tantangan yang masih dihadapi dalam implementasi Sisrute, demi meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Sekprov Sumbar Arry Yuswandi menyampaikan apresiasinya kepada RSUP Dr. M. Djamil yang telah menginisiasi kegiatan ini. Webinar ini merupakan langkah progresif dan strategis yang sejalan dengan visi Pemprov Sumbar untuk memberikan layanan kesehatan terbaik. "Melalui penerapan Sisrute yang optimal, kita berharap sistem rujukan kesehatan di daerah ini dapat berjalan dengan lebih efektif, efisien, dan terintegrasi," ujarnya.
Turut hadir Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua, Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian dr. Maliana, M.Kes, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar dr. Fionaliza, M.K.M, Kasi Pelayanan Kesehatan Rujukan drg. Das Endresva Dewi, Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit se-Sumbar.
Pada kesempatan itu juga dilangsungkan penandatanganan komitmen bersama implementasi Sisrute di Sumbar. Komitmen itu ditandatangani oleh Sekprov Sumbar Arry Yuswandi, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar dr. Fionaliza, M.K.M, perwakilan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sumbar dr. Helgawati, MM, Direktur RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi drg. Busril, MPH dan direktur RSUD se-Sumbar.
Dalam webinar ini menghadirkan narasumber Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar dr. Fionaliza, M.K.M, Direktorat Pelayanan Klinis Ditjen Kesehatan Lanjutan Kemenkes Sunardi, S.Kep, Ners, M.Kep, Sp.KMB, dan Kepala IGD RSUP Dr. M. Djamil dr. Haviz Yuad, Sp.OG, Subsp.FER (K).
Ia memaparkan berdasar data rekapitulasi Sisrute Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar pada semester 1 tahun 2025, terungkap fakta bahwa rujukan pasien di provinsi ini masih bertumpu pada RSUP Dr. M. Djamil. Sebanyak 3.835 kasus rujukan masuk tercatat di rumah sakit vertikal ini. Data rincian diagnosa rujukan via Sisrute, tiga kasus tertinggi rujukan secara keseluruhan adalah kasus stroke, uronefrologi, dan jantung.
"Jika sistem rujukan berjalan optimal, angka kematian pasien dapat diminimalisir karena penanganan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat di fasilitas kesehatan yang sesuai. Namun, dalam praktiknya, implementasi Sisrute masih belum berjalan optimal. Sering kali terjadi penolakan rujukan atau respons yang lambat dari rumah sakit tujuan," ungkap Arry.
Beberapa kendala teknis dan non-teknis menjadi penyebab utamanya. Yakni data pasien tidak lengkap terutama data klinis pasien, ruangan intensif (ICU) dan unit perawatan intensif khusus (HCU) di beberapa rumah sakit tujuan sering kali penuh. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di daerah juga menjadi faktor penghambat.
"Rumah sakit hanya memiliki satu akun Sisrute yang digunakan bersama, dan aplikasi tidak selalu dalam kondisi siaga (standby). Hal ini menyebabkan proses rujukan menjadi terhambat. Saat merujuk, petugas kesehatan cenderung mengirim rujukan langsung ke banyak rumah sakit sekaligus atau menggunakan jalur komunikasi lain seperti WhatsApp karena dianggap memiliki respons yang lebih cepat dibanding Sisrute," ungkap Arry Yuswandi.
Ia menegaskan melalui webinar ini diharapkan dapat menyatukan persepsi dan membangun sinergi antar fasilitas kesehatan, sehingga setiap pasien dapat memperoleh haknya untuk mendapatkan penanganan medis yang optimal tanpa harus mengalami penundaan yang berisiko. "Dengan demikian, sistem rujukan kesehatan di Sumatera Barat dapat menjadi lebih efektif dan terintegrasi, memberikan dampak positif yang signifikan pada kualitas hidup dan keselamatan pasien," harapnya.
Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua mengatakan RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit rujukan utama di Sumbar dan Sumatera Bagian Tengah memiliki peran strategis dalam implementasi sistem ini. "Kami menyadari bahwa keberhasilan Sisrute tidak dapat dicapai secara parsial, melainkan membutuhkan komitmen, sinergi, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan," ungkapnya.
Ia menegaskan keberhasilan Sisrute bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat atau satu institusi saja, melainkan merupakan tanggung jawab kita bersama. "Oleh karena itu, mari kita jadikan webinar ini sebagai wadah untuk mempererat komunikasi, menyatukan visi, serta memperkuat kerja sama lintas sektor," harapnya.
Melalui webinar ini, Dirut berharap webinar ini tidak hanya membicarakan kelebihan Sisrute, tetapi juga mengidentifikasi hambatan nyata di lapangan, kita dapat menyamakan persepsi dan komitmen lintas instansi, baik pemerintah, rumah sakit, maupun fasilitas kesehatan lainnya, dalam mendukung implementasi Sisrute. "Di samping itu kita juga berharap kegiatan ini juga dapat merumuskan strategi bersama agar sistem ini benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam mempercepat, memperjelas, dan mempermudah akses layanan kesehatan," ucapnya.
Ia menekankan webinar ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat integrasi layanan kesehatan di Sumatera Barat dan Sumatera bagian Tengah. "Jika sistem rujukan berjalan dengan baik, maka kita akan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih merata, meningkatkan kepuasan masyarakat, dan pada akhirnya mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional," tukasnya. (*)