Minggu, 24 Agustus 2025 00:11 WIB

Seminar Nasional Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2025

Responsive image
roy rfs - Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan
41

Jakarta (19/08) – Dalam rangka peringatan hari keselamatan pasien sedunia 2025, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan menyelenggarakan Seminar Nasional Keselamatan Pasien dengan melibatkan lintas sektor. Peserta seminar terdiri atas perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi, Suku Dinas Kesehatan DKI Jakarta, rumah sakit pemerintah maupun swasta, puskesmas, klinik, organisasi profesi, asosiasi, akademisi, hingga mitra pembangunan.

Indonesia turut memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day/WPSD) 2025 yang tahun ini mengusung tema “Safe care for every newborn and every child” dengan slogan “Patient safety from the start!”. Peringatan ini menekankan pentingnya langkah-langkah konkret untuk melindungi bayi baru lahir dan anak-anak dari bahaya yang dapat dicegah dalam pelayanan kesehatan.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa keselamatan pasien, khususnya pada kelompok rentan seperti bayi dan anak, merupakan fondasi untuk mewujudkan derajat kesehatan jangka panjang yang optimal. Upaya ini juga menjadi bagian dari pencapaian Universal Health Coverage (UHC) dan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama target 3.2, yaitu mengakhiri kematian neonatal dan balita yang dapat dicegah.

Dalam konteks nasional, peringatan WPSD 2025 sejalan dengan agenda transformasi sistem kesehatan yang tengah dijalankan, yakni pilar Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Sekunder, serta Transformasi Pembiayaan dan Tata Kelola Kesehatan. Fokus utamanya adalah penguatan layanan kesehatan ibu dan anak yang bermutu serta berorientasi pada keselamatan.

Melalui peringatan ini, Indonesia memperkuat tata kelola mutu layanan serta membangun sistem kesehatan yang adil, aman, dan berpusat pada pasien sejak dini. Harapannya, kesadaran dan aksi nyata dapat terus tumbuh dari level kebijakan hingga praktik klinis, sehingga setiap bayi dan anak di Indonesia mendapatkan perawatan yang aman sejak awal kehidupannya.