Selasa, 30 September 2025 00:19 WIB

PIB XXV IPD RSUP M Djamil Dorong Integrasi Evidence Based Medicine dan Praktik Klinis

Responsive image
Humas - RSUP dr. Djamil Padang
13

Padang (27/09) - Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K), turut menghadiri sekaligus memberikan sambutan dalam rangkaian kegiatan Simposium, Workshop, dan Abstract Submission Pertemuan Ilmiah Berkala (PIB) ke XXV Ilmu Penyakit Dalam yang diselenggarakan di The ZHM Premiere Hotel Padang. Kehadiran Direktur Medik dan Keperawatan tersebut menegaskan komitmen RSUP Dr. M. Djamil sebagai rumah sakit rujukan utama untuk tidak hanya fokus pada pelayanan, tetapi juga memainkan peran sentral dalam pengembangan ilmu kedokteran, khususnya di bidang penyakit dalam, melalui pendidikan dan penelitian.

"Sebagai rumah sakit rujukan nasional di Sumatera bagian tengah, RSUP Dr. M. Djamil memiliki tanggung jawab besar tidak hanya dalam pelayanan, tetapi juga dalam pendidikan dan penelitian. Kami percaya rumah sakit tidak hanya tempat mengobati, tetapi juga 'living laboratory' untuk pengembangan ilmu," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr. M. Djamil, Dr. dr. Bestari Jaka Budiman, Sp.THT-KL (K).

Turut hadir Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Unand dr. Rauza Sukma Rita, Ph.D, Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unand/RSUP Dr. M. Djamil dr. Fauzar, Sp.PD-KP, FINASIM, Ketua PAPDI Sumbar Dr. dr. Harnavi Harun, Sp.PD-KGH, FINASIM, mewakili Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Ketua IDI Sumbar Dr. dr. Roni Eka Sahputra, Sp.OT (K) Spine, sesepuh, guru besar dan staf pengajar Ilmu Penyakit Dalam serta peserta PIB.

Untuk mewujudkan visi tersebut, tuturnya, RSUP Dr. M. Djamil terus mendorong integrasi yang erat antara evidence-based medicine dengan praktik klinis sehari-hari. Langkah konkret yang dilakukan adalah memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak.

"Kami juga memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan mitra internasional, agar RSUP Dr. M. Djamil dapat menjadi pusat unggulan (center of excellence) di bidang penyakit dalam dan bidang-bidang lain yang mendukung," jelas Bestari.

Ia juga menyoroti tantangan masa depan ilmu penyakit dalam yang tidak dapat dilepaskan dari konteks tantangan kesehatan global. Saat ini, dunia kesehatan menghadapi "double burden of disease". "Kita sedang menghadapi double burden of disease, penyakit menular masih ada, sementara penyakit tidak menular meningkat pesat. Diabetes, hipertensi, penyakit ginjal kronis, kanker, hingga masalah autoimun menjadi beban yang semakin berat," paparnya.

Pengalaman pandemi Covid-19, tuturnya, telah memberikan pelajaran berharga. "Pandemi Covid-19 telah mengajarkan kita betapa pentingnya kesiapan sistem kesehatan, ketahanan riset, serta kecepatan menerjemahkan ilmu ke dalam protokol klinis," ucap Bestari.

Ia menyimpulkan bahwa di era globalisasi, tantangan kompleks ini tidak mungkin diatasi oleh satu institusi atau satu profesi saja. "Melainkan memerlukan jejaring kerja sama nasional dan internasional," tegasnya.

Bestari menyambut baik pelaksanaan kegiatan PIB IPD 2025 ini. Menurutnya, Simposium, Workshop, dan Abstract Submission ini adalah momentum penting bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi klinis. Oleh sebab itu, kegiatan simposium, workshop, dan abstract submission dalam rangka PIB IPD 2025 ini menjadi sangat penting.

"Diharapkan lahir pemikiran inovatif yang mampu memperkaya praktik klinis berbasis bukti terkini, kolaborasi riset yang mempertemukan akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu, terobosan konkret yang dapat diterapkan di rumah sakit, klinik, maupun layanan kesehatan primer. Serta generasi muda internis yang tidak hanya piawai di ruang praktik, tetapi juga kritis, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global," harap Bestari.

Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Unand dr. Rauza Sukma Rita, Ph.D mengatakan pertemuan ilmiah ini merupakan kesempatan emas bagi para profesional medis untuk mendapatkan pembaruan (update) ilmu penyakit dalam terbaru secara berkala. "PIB Ilmu Penyakit Dalam tiap tahun mengadakan pertemuan ilmiah. Ini sebuah kesempatan bisa mendapatkan update terbaru ilmu penyakit dalam setiap tahunnya," ujar dr. Rauza.

Wakil Dekan I FK Unand tersebut menekankan acara seperti PIB ini bukan hanya sekadar ajang menyerap informasi, tetapi juga menjadi platform penting untuk sharing ilmu terbaru. Mengingat laju perkembangan ilmu kedokteran saat ini yang sangat pesat, kebutuhan akan forum diskusi dan pertukaran pengetahuan menjadi semakin mendesak. "Ini juga ajang sharing ilmu terbaru, apalagi ilmu kedokteran saat ini cukup berkembang pesat," tambahnya.(*)