Padang (05/12) - Memperingati Hari Disabilitas Internasional, Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. M. Djamil menggelar kegiatan yang menyentuh dan inspiratif, Pohon Harapan Pasien. Acara ini melibatkan sejumlah pasien rehabilitasi, termasuk pasien stroke dan penyakit lainnya, untuk berbagi mimpi, doa, serta strategi mencapai pemulihan yang menyeluruh.
Para pasien diajak untuk menuangkan isi hati dan cita-cita mereka pada secarik kertas, yang kemudian ditempelkan pada “Pohon Harapan” yang telah disediakan. Aksi simbolik ini menjadi manifestasi dari semangat untuk terus berjuang dan tidak kehilangan asa di tengah proses pemulihan.
Dalam sambutannya, Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. M. Djamil, dr. Riri Prima Yolanda, Sp.KFR, Ped.(K). menekankan peringatan Hari Disabilitas Internasional bukan hanya sekadar seremoni, melainkan sebuah pengingat penting bagi semua pihak untuk terus memperjuangkan kesetaraan dan hak-hak penyandang disabilitas.
“Peringatan Hari Disabilitas Internasional ini menjadi momentum bagi kita semua untuk kembali mengingat bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh, pulih, dan berdaya. Di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. M. Djamil, kami berkomitmen memberikan pelayanan yang menyeluruh, tidak hanya berfokus pada pemulihan fisik, tetapi juga pada kekuatan mental dan sosial pasien,” ujar dr. Riri.
Ia juga menegaskan kegiatan Pohon Harapan merupakan bagian integral dan penting dari proses rehabilitasi yang dijalani pasien. “Kegiatan hari ini adalah simbol bahwa proses rehabilitasi bukan sekadar terapi medis, melainkan perjalanan untuk kembali menemukan harapan, semangat, dan percaya diri untuk melanjutkan kehidupan. Kami ingin pasien kami melihat masa depan yang cerah dan yakin bahwa mereka mampu mencapainya,” tambahnya.
Sementara itu, Zakiyatul Mawaddah, S.Tr.Sos, pekerja sosial RSUP Dr. M. Djamil menjelaskan kegiatan ini dirancang secara khusus untuk membantu pasien membangun kembali kepercayaan diri dan semangat hidup yang mungkin sempat meredup akibat kondisi kesehatan mereka.
“Sebagai pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi Medik, kami mendampingi pasien bukan hanya dalam proses pemulihan fisik, tetapi juga saat mereka merasa kehilangan semangat dan harapan. Kami hadir sebagai pendukung psikososial,” jelas Zakiyatul.
Melalui pendekatan yang humanis, Pohon Harapan menjadi medium bagi pasien untuk mengungkapkan sisi emosional dan psikologis mereka yang kerap terabaikan. Pasien diajak secara aktif untuk menuliskan mimpi, doa, dan tujuan hidup mereka, menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pemulihan psikososial.
“Melalui kegiatan Pohon Harapan ini, kami mengajak pasien menuliskan mimpi, doa, dan tujuan hidup mereka. Ini adalah cara sederhana namun kuat untuk mengingatkan bahwa mereka masih punya masa depan yang bisa diperjuangkan, terlepas dari tantangan fisik yang mereka hadapi saat ini,” lanjut Zakiyatul.
Ia berharap melalui kegiatan ini, pasien bisa kembali percaya pada dirinya, lebih kuat secara mental, dan lebih siap melanjutkan hidup setelah proses rehabilitasi. “Kami ingin mereka pulang bukan hanya dengan kondisi fisik yang lebih baik, tapi juga dengan harapan yang kembali tumbuh. Mereka harus kembali ke masyarakat sebagai individu yang berdaya,” harapnya.(*)