Kamis, 27 Februari 2025 16:48 WIB

Penandatanganan MoU antara Kementerian Kesehatan RI dengan Qure.ai

Responsive image
rfs - Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan
44

Jakarta (26/06) – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyaksikan secara langsung penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Kesehatan RI dengan Perusahaan Teknologi Qure.ai. Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani oleh Direktur Pengembangan Perlayanan Kesehatan Rujukan (PPKP), dr. Yanti Herman, MH.Kes dengan Vice President – Business Development, Global Health, Dara Kelleher.

Dalam kesempatan tersebut Turut hadir mendampingi Menteri Kesehatan, antara lain Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Plt. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit, Staf Ahli Menteri Bidang Politik dan Globalisasi Kesehatan, Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan, dan Kepala Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan

Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kesehatan. Fokus utama dari kerja sama ini adalah deteksi dini Tuberkulosis (TB) serta penyakit lainnya melalui pencitraan sinar-X dada di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi kepada Qure.ai atas kontribusinya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Kegiatan penandatanganan MoU ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi layanan kesehatan dan mempercepat transformasi digital di sektor kesehatan. Dengan menggunakan AI, diharapkan proses deteksi TB dan penyakit lainnya dapat lebih cepat, akurat, dan terjangkau.

Melalui kerja sama ini, diharapkan implementasi program skrining TB berbasis kecerdasan buatan dapat mempercepat deteksi dini dan pengobatan. Infrastruktur layanan kesehatan yang telah ada, serta sistem pencitraan sinar-X, akan digunakan untuk menskrining sekitar 5 juta kasus terduga TB setiap tahunnya di Indonesia. Dengan demikian, kerja sama antara Kemenkes dan Qure.ai tidak hanya berfokus pada peningkatan deteksi TB, tetapi juga pada optimalisasi pengobatan dan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Diharapkan, teknologi AI ini dapat memberikan solusi jangka panjang dalam menangani masalah kesehatan yang terus berkembang di Indonesia.

Dalam lingkup kerja sama ini, ada beberapa langkah strategis yang akan diterapkan. Pertama, penerapan alat berbasis kecerdasan buatan untuk mendeteksi TB dan penyakit lain menggunakan pencitraan sinar-X dada. Alat ini akan digunakan di fasilitas kesehatan yang telah dipilih dan ditunjuk oleh Kemenkes. Selain itu, kerja sama ini juga mencakup penerapan sistem manajemen dan pelaporan pasien terpusat. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan surveilans penyakit secara nasional, serta memfasilitasi teleradiologi untuk mempermudah akses data medis.

Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mengeksplorasi peluang pendanaan guna mendukung adopsi berkelanjutan dari teknologi skrining TB berbasis AI ini dalam program kesehatan nasional. Hal ini bertujuan untuk memperkuat sistem kesehatan yang ada, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Kemenkes telah menyiapkan proyek percontohan atau /pilot project/ untuk implementasi perangkat lunak deteksi TB dari Qure.ai di dua rumah sakit, yaitu RS Fatmawati dan RSPON. Proyek ini akan menjadi langkah awal yang diharapkan dapat diperluas di seluruh Indonesia.

Diharapkan dengan sistem berbasis AI, proses analisis citra medis akan menjadi lebih cepat dan akurat, mengurangi ketergantungan pada film medis fisik, serta mempermudah penyimpanan, distribusi, dan analisis data medis yang lebih terstruktur. (rfs)