Jakarta (05/03) - Stroke berulang dapat menyebabkan kerusakan tambahan, meningkatkan risiko kecacatan dan kematian. Tingkat kematian lebih tinggi setelah stroke berulang, menurut sebuah studi tahun 2022 . Gejala stroke dapat bervariasi, dan seseorang mungkin memiliki gejala yang berbeda saat mengalami stroke berulang. Guna meningkatkan kesadaran akan bahaya stroke berulang, diadakan edukasi yang membahas “Penggunaan Obat yang Tepat Pada Pasien dengan Risiko Stroke Berulang” yang dilaksanakan di Auditorium lantai 13 Gedung B Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta.
Pada edukasi kali ini, mendatangkan narasumber ahli dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta yaitu apt.Dra. Hadijah Tahir, Sp.FRS yang memberikan pemaparan materi lebih dalam seputar penggunaan obat yang tepat pada pasien dengan risiko stroke berulang. Beliau memulai dengan pengenalan terkait cara pencegahan stroke berulang yang meliputi perubahan gaya hidup dengan mengurangi stress, berolahraga secara teratur seperti jogging, bersepeda atau berenang, dan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang. Pasien dengan risiko stroke berulang diharapkan dapat membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan mengonsumsi buah serta sayur guna membantu mengendalikan kolestrol jahat, pasien juga diharapkan meminum obat antihipertensi secara teratur sesuai resep guna membantu mengendalikan tekanan darah.
Apt. Dra. Hadijah Tahir, Sp.FRS menambahkan bahwa kebiasaan seperti merokok dapat memicu penumpukan lemak di arteri leher dan membuat darah mengental yang dikarenakan oleh kandungan nikotin dalam rokok, oleh karena itu dengan berhenti merokok bisa mengurangi pasien terkena risiko stroke berulang. Beliau menyarankan untuk memastikan waktu tidur yang cukup dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mengetahui faktor risiko stroke. Patuh terhadap terapi obat yang sudah diberikan dapat membantu mengontrol kolestrol, tekanan darah, atau diabetes. Efektivitas obat dapat mencapai efek yang diinginkan secara klinis sesuai dengan target terapi dan tidak menimbulkan efek samping atau efek lain yang tidak diharapkan. Oleh karena itu pasien memiliki kewajiban untuk mengikuti tata laksana konsumsi dari obat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh dokter. Peran keluarga juga penting dalam kepatuhan pasien mengonsumsi obat, oleh karena itu pengawasan dari keluarga juga penting dalam efektivitas obat.
Diharapkan dari edukasi ini dapat menumbuhkan kesadaran pasien dalam mengonsumsi obat secara efektif, pasien dapat menerapkan pola hidup yang lebih sehat guna mencegah risiko stroke berulang.