Senin, 26 Mei 2025 12:28 WIB

Instalasi Promkes dan Pemasaran RSUP Dr. M. Djamil Bersama KSM Jantung Adakan Penyuluhan Hipertensi

Responsive image
Humas - RSUP dr. Djamil Padang
30

Padang (26/05) - Memperingati Hari Hipertensi Sedunia, Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran RSUP Dr. M. Djamil bekerja sama dengan KSM Jantung menyelenggarakan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi. Kegiatan yang berlangsung di Poliklinik Jantung Lantai II Gedung Administrasi dan Instalasi Rawat Jalan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya tekanan darah tinggi serta pentingnya pencegahan.

Puluhan peserta mulai dari pasien dan keluarga pasien, tampak antusias mengikuti setiap sesi penyuluhan. Mereka menyimak dengan saksama paparan dari narasumber, dr. Putri Handayani, Sp.JP, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSUP Dr. M. Djamil.

dr. Putri Handayani menjelaskan secara lugas apa itu hipertensi, yang sering dijuluki "pembunuh senyap" karena seringkali tanpa gejala. Ia merinci faktor-faktor risiko yang bisa memicu kondisi ini, mulai dari gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik dan pola makan tinggi garam, hingga faktor genetik.

"Hipertensi bukan sekadar angka tekanan darah yang tinggi. Jika tidak ditangani, ini bisa menjadi pemicu berbagai komplikasi serius seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal ginjal, gangguan penglihatan bahkan demensia," tegas dr. Putri.

Ia menjelaskan bagaimana asupan sodium yang tinggi dapat meningkatkan volume darah dan memberikan beban kerja ekstra pada jantung, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

"Banyak orang tidak menyadari bahwa garam tersembunyi dalam berbagai makanan olahan, bahkan yang rasanya tidak terlalu asin. Mulai dari roti, sosis, keju, hingga bumbu instan, semuanya bisa menjadi sumber garam berlebih," ungkap dr. Putri.

Untuk membantu mengurangi asupan garam, dr. Putri memberikan sejumlah tips praktis. Yakni selalu baca label nutrisi pada kemasan makanan untuk mengetahui kandungan sodium, kurangi penggunaan garam saat memasak, dan cobalah bereksperimen dengan rempah-rempah alami seperti bawang putih, jahe, kunyit, atau lada untuk memperkaya rasa masakan.

"Kemudian, batasi konsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, dan camilan tinggi garam. Dan pilih makanan segar seperti buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak yang secara alami rendah sodium," ungkapnya.

dr. Putri kembali menekankan garam merupakan kunci pengendalian dari hipertensi. Mengurangi konsumsi garam sampai jumlah sedang (1-2 sendok teh per hari) adalah cara yang hemat biaya untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah komplikasi jantung.

"Pengurangan garam 4,1 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4,2 mmHg dan distolik sebesar 2,1 mmHg. Penurunan tekanan darah lebih besar pada penderita hipertensi, yaitu sekitar 5,4 mmHg (sistolik) dan 2,8 mmHg," ungkap dr. Putri.

Ia menegaskan orang dengan tekanan darah normal (normotensif) bisa saja tetap berisiko kena hipertensi di masa depan. Baik yang sensitif terhadap garam maupun yang tidak sensitif, jika mereka mengonsumsi garam berlebihan terus menerus. "Mari, kita kurangi garam, sayangi jantung!," ajaknya. (*)