Selasa, 02 September 2025 01:35 WIB

Pertama Di Indonesia RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Sepakati Kerja Sama Penyelenggaraan Fellowship Kolorektal Dengan Kolegium Bedah

Responsive image
Humas - RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
40

Makassar (29/08) - Dalam upaya mempercepat pemerataan layanan bedah kolorektal di Indonesia, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo lakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Penyelenggaraan Fellowship Kolorektal dengan Kolegium Bedah.

Penandatanganan yang berlangsung di ruang rapat direksi Lt 5 Gedung Private Care Center RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo ini bertujuan untuk memperluas dan memperdalam kompetensi dokter spesialis bedah sehingga dapat memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas kepada masyarakat.

Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Prof. Dr. dr. Syafri Kamsul Arif, Sp.An-KIC, KAKV mengungkapkan rasa syukur karena RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSUP dr. M Djamil telah dipercaya melakukan penyelenggaraan fellowship kolorektal yang merupakan pertama di Indonesia.

“Alhamdulillah pada hari ini kita dengan Djamil ya, kita sangat bersyukur karena yang pertama. Hari ini merupakan hari yang bersejarah untuk Wahidin dan Djamil bisa menjadi host, bisa memberikan kontribusi yang luar biasa,” ungkap Syafri.

Ia berharap dengan hadirnya fellowship ini kasus-kasus kolorektal yang ditangani rumah sakit umum pusat adalah kasus yang advance sehingga kasus-kasus yang memang bisa ditangani di rumah sakit umum daerah tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit umum pusat.

“Kami sangat mengharapkan tentunya dengan hadirnya fellowship ini kasus-kasus yang bisa tertangani di daerah-daerah ampuan itu tidak lagi di refer kemari (Wahidin), yang bisa ditangani disini yang memang advance,” harapnya.

Direktur Utama RSUP dr. M. Djamil, Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua menyampaikan respons yang senada dengan Prof. Syafri mengenai manfaat dibukanya program fellowship ini bahwa penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kolorektal tidak lagi harus selalu dirujuk ke rumah sakit tersier.

“Skrining kasus-kasus di kolorektal ini akan lebih cepat terdeteksi, kalaupun nanti bisa di lakukan di daerah itu sudah selektif, sebagai rumah sakit pendidikan utama mungkin nanti menangani kasus-kasus yang sudah advance, jadi ini akan memberikan manfaat bagi kita semua,” ujar Dovy.

Sementara Ketua Kolegium Bedah, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes. mengatakan untuk meningkatkan akses, kebijakan pelayanan kesehatan berdasarkan atas apa yang diperlukan oleh masyarakat, pemerintah yang berbasis pada epidemiologi berkoordinasi dengan pemilik ilmu yaitu kolegium.

“Kita ingin meningkatkan akses, yang paling tahu adalah pemerintah setempat jadi berdasarkan kebutuhan disitu bukan berdasarkan individu, berdasarkan kebutuhan setempat dan setelah selesai harus kembali ketempat,” ujar Supriyanto.

Ia menekankan bahwa kebijakan yang diambil harus selaras dan seiring dengan kebijakan pemerintah sehingga penataan layanan menjadi lebih baik, mulai dari skrining, tatalaksana, hingga ketersediaan dokter spesialis yang merata.

Penandatanganan ini dihadiri oleh Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Direktur Utama RSUP dr. M. Djamil, Ketua Kolegium Bedah, Ketua Kolegium Bedah Toraks, Ketua PAPDI Sulawesi Selatan, Ketua Komkordik, Para Manajer dan Ketua KSM.