Kamis, 27 November 2025 00:53 WIB

RSUP Dr M Djamil Gelar Webinar Lokal Ungkap Bahaya Sindrom Metabolik Akibat Budaya Kerja

Responsive image
Humas - RSUP dr. Djamil Padang
17

Padang - Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 dan HUT ke-72 RSUP Dr. M. Djamil, rumah sakit rujukan utama di Sumatera Barat ini menggelar Webinar Lokal bertajuk Kenali dan Cegah Sindrom Metabolik Akibat Budaya Kerja di Rumah Sakit. Kegiatan ini diprakarsai oleh Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3RS) ini menjadi wujud komitmen nyata manajemen dalam meningkatkan derajat kesehatan seluruh pegawainya.

"Webinar ini dinilai tepat sasaran dan relevan dengan situasi kesehatan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit saat ini, mengingat tingginya beban kerja dan tantangan pola hidup yang dihadapi sehari-hari. Beban kerja yang tinggi, pola makan tidak teratur, stres, kurang tidur, serta pola kerja shift secara terus-menerus menjadikan tenaga kesehatan sangat rentan mengalami sindrom metabolik," kata Direktur SDM, Pendidikan, dan Penelitian RSUP Dr. M. Djamil, dr. Maliana, M.Kes.

Sindrom metabolik sendiri didefinisikan sebagai sekumpulan kondisi yang meliputi obesitas sentral, hipertensi, resistensi insulin, dislipidemia (kolesterol dan trigliserida abnormal), dan hiperglikemia (gula darah tinggi). Kondisi ini seringkali bersifat asimtomatik atau tanpa gejala yang jelas di awal, namun memiliki dampak jangka panjang yang sangat besar.

"Kondisi ini merupakan cikal bakal yang meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke, hingga beberapa jenis kanker," tambahnya, menegaskan pentingnya deteksi dini dan tindakan pencegahan.

Sebagai upaya konkret peningkatan kesehatan pegawai, RSUP Dr. M. Djamil secara berkala telah melakukan pemeriksaan kebugaran bagi seluruh personel. Pemeriksaan ini mencakup pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, tekanan darah, serta pemeriksaan laboratorium berupa gula darah dan kolesterol.

Namun, hasil pemeriksaan kebugaran pegawai untuk Triwulan II tahun 2025 menunjukkan adanya risiko kesehatan yang perlu ditangani secara serius dan segera. Yakni 59,3 persen pegawai memiliki kadar kolesterol di atas normal, 39,1 persen mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi). Kemudian 19,8 persen memiliki kadar gula darah di atas normal dan 47,9 persen memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) di atas normal.

"Data statistik ini menjadi pengingat yang kuat bagi seluruh pihak bahwa masalah kesehatan terkait pola kerja ini harus menjadi fokus utama. Sekaligus memperkuat budaya kerja sehat di seluruh unit pelayanan," tegas dr. Maliana.

Ia berharap webinar ini dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pencegahan sindrom metabolik. "Dan mendorong perubahan budaya kerja menuju pola hidup yang lebih sehat, aktif, dan produktif," harapnya.

Webinar ini menghadirkan jajaran narasumber ahli di bidangnya yang berasal dari internal RSUP Dr. M. Djamil. Mereka berbagi pengetahuan tentang aspek klinis, pencegahan, dan manajemen sindrom metabolik. Para narasumber tersebut adalah dr. Alexander Kam, Sp.PD, M.Sc FINASIM, dr. Gunawan Septa Dinata, Sp.S, dr. Dewi Susanti Febri, M.Biomed, Sp.GK, dr. Deka Viotra Kamaruddin, Sp.PD-KGH, Harisman, S.Si, Apt, Sp.FRS dan Katherina Welong, SKM, MARS, FISQua, CHRA

Melalui kolaborasi para pakar ini, tuturnya, diharapkan peserta webinar terutama para pegawai RSUP Dr. M. Djamil mendapatkan bekal pengetahuan yang komprehensif untuk mendeteksi dini risiko pada diri sendiri dan rekan kerja. "Termasuk menerapkan strategi pencegahan yang efektif dalam kehidupan sehari-hari, demi terwujudnya tenaga kesehatan yang prima dan produktif," tukasnya. (*)