Asma merupakan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang sering diderita oleh anak-anak, orang dewasa, maupun para lanjut usia. Terapi farmakologis yang ada selama ini efektif untuk mengatasi serangan asma, namun kurang efektif untuk mengontrol perkembangan asma. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penderita asma yang semakin meningkat dewasa ini, di saat kemajuan dalam bidang pengobatan asma telah dicapai. Kenyataannya penyakit asma tidak bisa seutuhnya disembuhkan, namun manifestasi klinis dari asma bisa dikendalikan. Mengingat terapi farmakologis tidak dirancang untuk menyembuhkan asma, maka perilaku pencegahan terhadap paparan faktor risiko asma lebih diutamakan dari pengobatan. Intervensi awal untuk menghentikan atau mengurangi paparan terhadap faktor risiko asma yang menyebabkan hipereaktivitas saluran nafas dapat membantu meningkatkan kontrol penderita terhadap penyakit asma. Asma adalah penyakit pernapasan kronis akibat peradangan dalam saluran udara atau bronkus. Peradangan itu akhirnya membuat saluran pernapasan bengkak dan sangat sensitif. Akibatnya, saluran pernapasan akan menyempit sehingga aliran udara yang masuk ke dalam paru-paru menjadi terbatas. Peradangan juga merangsang sel-sel pada saluran pernapasan untuk memproduksi lebih banyak lendir. Lendir ini bisa mempersempit saluran napas dan menyulitkan untuk bernapas lega. Salah satu mitos tentang asma yang dipercaya banyak orang adalah bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, namun hal ini kurang tepat karena penyakit pernapasan ini dapat diobati dan dikontrol namun tidak dapat sembuh total.
Faktor Risiko Asma
Faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit asma, antara lain :
Gejala Asma
Seseorang yang mengidap asma bisa mengalami beragam gejala, seperti :
Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala yang paling umum yaitu :
Apakah Asma Bisa Sembuh?
Asma termasuk penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan. Asma tergolong penyakit kronis karena berlangsung lama, sering kambuh, dan membutuhkan penanganan jangka panjang.
Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit asma sepenuhnya. Namun, gejala asma bisa dikontrol dengan perawatan yang tepat dan penerapan gaya hidup yang sehat.
Pengobatan dari dokter bertujuan untuk mengendalikan gejala dan meminimalkan kambuhnya serangan asma. Obat asma yang digunakan biasanya berupa inhaler, nebulizer, atau obat minum anti-radang.
Pada kasus asma berat, dokter mungkin akan meresepkan obat omalizumab atau mepolizumab. Obat ini bekerja dengan cara menargetkan komponen sistem imun yang memicu peradangan saluran napas, sehingga membantu mengontrol gejala asma yang sulit dikendalikan dengan obat biasa.
Meskipun asma tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, dengan pengelolaan yang tepat, tetap bisa menjalani hidup yang aktif dan produktif.
Cara Mengendalikan Gejala Asma
Daripada terus khawatir memikirkan apakah asma bisa sembuh atau tidak, lebih baik jalani langkah untuk mengendalikan gejala asma atau mencegah serangannya.
Berikut ini adalah berbagai cara mengendalikan gejala asma yang bisa diterapkan :
Kesimpulannya, menjalani perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat sangat penting bagi penderita asma untuk mengelola gejala dan mengurangi frekuensi kambuhnya serangan asma.
Pencegahan Asma
Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat.
Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut :
Referensi :
Fitria Saftarina. 2021. Penatalaksanaan Holistik Asma Persisten Sedang pada Pasien Perempuan 36 Tahun Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga. Jurnal Kesehatan Universitas Lampung.
Nursalam Laily Hidayati, dkk. 2019. Faktor Risiko Asma dan Perilaku Pencegahan Berhubungan dengan Tingkat Kontrol Penyakit Asma. Jurnal Ilmiah Keperawatan, Univesitas Airlangga Surabaya.
Andi Suryowinoto, dkk. 2020. Deteksi Dini Penyakit Pernafasan Asma dengan Peak Expiratory Flow Meter Berbasis Microcontroller. Jurnal Ilmiah teknologi Institut Tehnologi Adhitama, Surabaya.
Ikha Darmayanti, dkk. 2015. Asma pada Anak Indonesia : Penyebab dan Pencetus Asma pada Anak Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI Jakarta.
Sezgin, M., E., et al. 2024. Efficacy of Mepolizumab and Omalizumab Combination Therapy in Uncontrolled Asthma. Journal of Asthma. 61(2), pp. 173-175.