Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi zat besi (Fe) yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah. Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat dan dapat berfungsi dengan baik. Keadaan ini akan menyebabkan kelemahan sehingga menjadi halangan untuk beraktivitas dan juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Bila diagnosis defisiensi besi sudah ditegakkan, pengobatan harus segera dimulai untuk mencegah berlanjutnya keadaan ini.
Penyebab
Anemia defisiensi besi terjadi karena asupan zat besi kurang, gangguan Absorbsi besi atau kehilangan zat besi lebih dari penyerapan zat besi. Kekurangan zat besi dapat terjadi selama meningkatnya kebutuhan besi, termasuk bayi dan anak usia dini, remaja, masa pertumbuhan dan kehamilan. Asupan besi yang tidak memadai dapat menyebabkan kekurangan penyimpanan besi pada wanita Menstruasi, terutama mereka yang mengalami perdarahan Menstruasi berat.
Gejala
Gejala anemia defisiensi besi dapat bermacam- macam antara lain :
1. Mudah atau lebih cepat lelah
2. Mudah tersinggung
3. Kurang berenergi
4. Muka pucat
5. Sesak napas
6. Sulit berkonsentrasi atau berpikir
7. Pusing dan sakit kepala
8. Kaki dan tangan terasa dingin
9. Sensasi kesemutan pada kaki
10. Lidah membengkak atau terasa sakit
11. Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
12. Sakit pada dada
13. Jantung terasa berdetak dengan cepat
14. Kuku menjadi mudah patah, rambut rontok dan nafsu makan menurun
Pemeriksaan
Untuk memastikan diagnosa anemia defisiensi besi, pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
1. Kadar Hemoglobin (protein dalam sel darah merah yang berperan penting dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) dan indeks Eritrosit (sel darah merah).
2. Kadar besi Serum
3. Kadar Serum Feritin
4. Protoporfirin Eritrosit meningkat
Pencegahan
Pencegahan anemia defisiensi besi bisa dilakukan dengan konsumsi :
1. Makanan tinggi zat besi.
2. Hati ayam dan hati sapi.
3. Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau dan kacang merah.
4. Tahu dan tempe.
5. Makanan laut seperti ikan, tiram dan kerrang.
6. Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli.
7. Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing.
8. Buah-buahan kering, misalnya kismis dan apricot.
Referensi :
Tarwoto S.Kep.Ns, Dra. Wasnidar, M. Kes. 2008. Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info Media.
Zulaekah, Siti. 2009. Peran Pendidikan Gizi Komprehensif untuk Mengatasi Masalah Anemia di Indonesia. Surakarta : Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta.