Minggu, 08 September 2024 07:52 WIB

Presiden Joko Widodo Resmikan Rumah Sakit Kementerian Kesehatan di Makassar

Responsive image
ant/nri - Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan
558

Makassar (06/09) – Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo meresmikan Rumah Sakit Makassar, didampingi langsung oleh Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin dan Plt. Direktur Utama RS Makassar dr. Andi Saguni, MA. Pembangunan Rumah Sakit Makassar telah dimulai sejak tahun 2022 dan merupakan Program Prioritas Nasional (ProPN) Bidang Kesehatan yang sesuai dengan Rencana Kerja Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2022 s.d 2024.

Rumah Sakit Makassar menjadi salah satu dari empat RS Vertikal yang dibangun Kementerian Kesehatan dan diresmikan pada tahun 2024. RS ini memiliki peran strategi dalam upaya menurunkan penyakit kanker, jantung, dan stoke di Indonesia serta menjadi Rumah Sakit dengan Layanan unggulan setingkat Asia dan menjadi RS Pendididkan, dan Penelitian serta jejaring pengampu layanan otak, jantung, dan kanker. Keberadaan Rumah Sakit ini diharapkan dapat menguatkan sistem jajaring layanan rujukan melalui optimalisasi peran Rumah Sakit Vertikal dalam upaya peningkatan akses dan kualitas layanan kanker, jantung, dan otak di Indonesia.

RS Makassar dibangun dengan luas bangunan 144.280 m2, terdiri dari beberapa gedung penunjang serta tiga gedung pelayanan yang masing-masing menangani penyakit Kanker, Jantung, dan Stroke. RS Makassar memiliki kapasitas 760 TT (Tempat Tidur) dengan 225 TT untuk pelayan Jantung, 264 TT untuk pelayanan otak, dan 271 TT untuk pelayanan kanker. RS ini juga didukung oleh 33 TT HCU/ Intermediate Care, 124 TT ICU/PICU/ICVCU/PACU, 16 ruang operasi, dan 15 Bed chemotherapy, 7 unit Cath lab, dan 3 unit Bunker Linac. RS Kemenkes Makassar sendiri sudah dilengkapi dengan alat-alat berteknologi canggih penunjang pelayanan, seperti ammography, CT Scan 128 & 256, MRI 3 T, PET-CT, dll. Tak hanya itu, pembagunannya pun telah mengakomodir konsep Smart Hospital, dengan mengedepankan penggunaan teknologi digitalisasi sistem pelayanan kesehatan, hemat energi dan ramah lingkungan, serta patient-centeredness concept.

Pembangunan rumah sakit ini merupakan upaya Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan pilar kedua transformasi kesehatan, dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Karena fakta di lapangan, antrian layanan operasi untuk penyakit Jantung, Stroke, dan Kanker di RS Jantung Harkit sebagai RS Rujukan jantung, Dharmais sebagai RS Rujukan Kanker, RS PON sebagai rujukan nasional stroke bisa mencapai enam sampai 8 bulan. Akibatnya setiap tahunnya lebih dari 600 ribu masyarakat indonesia berobat ke Luar Negeri, menghabiskan biaya sebesar US$ 6 Miliar atau Rp. 100 Triliun. 

Fakta lainnya, hingga tahun 2022, baru sebanyak 55 Kabupaten/Kota dari 514 Kabupaten Kota di Indonesia yang bisa melakukan tindakan pemasangan ring jantung. Kondisi ini hanya dapat diatasi dengan pemenuhan rumah sakit dengan layanan berkualitas dan pemenuhan tenaga kesehatan. Untuk itu, fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana di RS Vertikal Kemenkes ini dilengkapi dengan teknologi terbaru. Tujuannya agar pasien (khususnya yang berada di wilayah timur Indonesia) merasa aman dan nyaman Selama berobat, sehingga mereka tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.