Jumat, 02 Mei 2025 19:52 WIB

Pelatihan Basic Neuro Life Support (BNLS) Angkatan II di RSPON Mahar Mardjono Jakarta

Responsive image
Mega Fitri Yuniarsih - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta
4

Jakarta (29/04) – Guna meningkatkan pelayanan keperawatan neurologi, diadakan Pelatihan  Basic Neuro Life Support (BNLS) Angkatan II di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta secara daring melalui zoom meeting. Pelatihan ini dibuka dengan Laporan Penyelenggaraan Pelatihan oleh Eny Meiliya, S.Kep., MKM selaku Spv. Tim Kerja Pendidikan dan Penelitian, serta diresmikan oleh Prof. Dr. dr. Syahrul, Sp.S(K) selaku Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta.

Pelatihan Basic Neuro Life Support (BNLS) Angkatan II ini dilaksanakan secara blended learning pada tanggal 29 sampai 30 April secara daring, serta tanggal 2 sampai 3 Mei 2025 secara klasikal di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 25 (duapuluh lima) orang peserta yang berasal dari instansi rumah sakit di Indonesia diantaranya: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,             RSUP Dr. Kariadi, RSUP Persahabatan, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUP Dr. Sitanala, RSUD Dr. Soetomo,          RSUD Dr. Moewardi, RS Otak Dr. Drs. M. Hatta Bukittinggi, RSUD Budhi Asih, RSUD Tarakan, RSUD Pasar Minggu, RSUD Pasar Rebo, dan RSUD Rantau Prapat.

Tujuan dari Pelatihan Basic Neuro Life Support (BNLS) Angkatan II ini adalah peserta mampu memberikan tatalaksana kedaruratan neurologi dengan tepat. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memiliki kompetensi  dalam melakukan pengkajian keperawatan neurologi, melakukan tatalaksana kedaruratan pada pasien stroke, melakukan tatalaksana kedaruratan pada pasien cidera kepala, melakukan tatalaksana kedaruratan pada pasien trauma medulla spinalis, melakukan tatalaksana kedaruratan pada pasien infeksi saraf pusat, melakukan tatalaksana peningkatan tekanan intracranial, melakukan tatalaksana kedaruratan pada pasien guillen bare syndrome dan myastenia gravis, dan melakukan tatalaksana kedaruratan pada pasien kejang.