Jumat, 05 Januari 2024 11:46 WIB

Tetap Hidup Optimal dengan Kondisi Gagal Jantung

Responsive image
1
dr Tahir Avanty Pasangka - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Gagal jantung adalah kondisi kronis yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun kondisi ini serius, dengan penanganan yang tepat dan gaya hidup sehat, banyak orang dengan gagal jantung dapat menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Melalui artikel ini kami akan membahas cara-cara untuk mengelola gagal jantung, termasuk tips untuk diet, olahraga, dan pengobatan. Sehingga kepatuhan setiap pasien pun dapat tetap dipertahankan yang merupakan salah satu faktor penting dalam tercapainya target pengobatan.

Gagal jantung, atau sering disebut juga dengan istilah gagal jantung kongestif, adalah kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah sebagaimana mestinya. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan cairan di paru-paru, kaki, dan bagian tubuh lainnya. Ada banyak penyebab gagal jantung, termasuk penyakit arteri koroner, serangan jantung, hipertensi, diabetes, dan kondisi medis lainnya. Penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, gaya hidup yang tidak aktif, dan diet yang buruk juga dapat meningkatkan risiko gagal jantung.

Gejala gagal jantung dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan dapat datang dan pergi. Gejala umum gagal jantung termasuk sesak napas, nyeri dada, detak jantung yang tidak beraturan, kelelahan saat aktif, pembengkakan di pergelangan kaki, kaki, dan perut, peningkatan berat badan, dan batuk kering. Diagnosis gagal jantung biasanya melibatkan serangkaian tes, termasuk tes darah, kateterisasi jantung, rontgen dada, ekokardiogram, MRI jantung, dan EKG. Dokter Anda juga akan menanyakan tentang gejala Anda dan riwayat medis Anda untuk membantu dalam membuat diagnosis. Pengobatan gagal jantung biasanya melibatkan kombinasi obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan dalam beberapa kasus, prosedur atau operasi. Perubahan gaya hidup dapat mencakup diet rendah garam, berhenti merokok, dan menjalani program rehabilitasi jantung.

Berat badan yang sehat adalah bagian penting dari pengelolaan gagal jantung. Kenaikan berat badan mendadak atau penurunan dapat menjadi tanda bahwa gagal jantung Anda memburuk. Selalu timbang diri Anda setiap pagi dan catat berat badan Anda. Jika Anda mengalami peningkatan berat badan sebesar dua sampai tiga pound atau sekitar 1 hingga 1.3 kilogram dalam satu hari selama beberapa hari berturut-turut, atau lima pound (2.3 kilogram) atau lebih dalam satu minggu, hubungi dokter Anda. Karena peningkatan berat badan menjadi salah satu poin penilaian apakah peningkatan tersebut murni suatu peningkatan berat badan akibat nafsu makan yang meningkat ataukah karena suatu penumpukan cairan atau masalah medis lainnya.

Merokok dapat memperburuk gejala gagal jantung dan juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Jika Anda merokok, berbicaralah dengan dokter Anda tentang cara-cara untuk berhenti. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda berhenti merokok, termasuk obat-obatan dan konseling. Olahraga teratur dapat membantu jantung Anda menjadi lebih kuat dan juga dapat membantu mengendalikan berat badan Anda. Bahkan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau berkebun bisa bermanfaat. Jika Anda belum aktif secara fisik, bicarakan dengan dokter Anda sebelum memulai program olahraga baru. Pastikan untuk menjadwalkan waktu istirahat setiap hari. Istirahat dapat membantu mencegah kelelahan dan juga bisa memberikan jantung Anda kesempatan untuk beristirahat. Coba tidur siang setelah makan siang, atau beristirahat selama beberapa menit setiap beberapa jam.

Rehabilitasi medik dan olahraga awal dapat membantu pasien gagal jantung untuk meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup mereka. Berikut adalah beberapa fase rehabilitasi dan olahraga awal yang dapat dilakukan oleh pasien gagal jantung:

  • Fase Inpatient: Fase ini dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah serangan gangguan jantung. Pada prinsipnya, tujuan dari fase ini adalah untuk memberikan latihan rehabilitasi fisik agar pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti sediakala. Program ini sebaiknya dikepalai oleh dokter yang dapat melakukan kontak secara teratur dengan pasien, dapat melayani panggilan rumah atau dapat melakukan pengawasan pada program latihan.
  • Fase Outpatient: Fase ini dilakukan setelah pasien selesai perawatan. Tujuannya adalah untuk menekan risiko penyakit jantung dan memulihkan kondisi fisik, mental, dan sosial pasien.
  • Fase Pemeliharaan: Fase ini dilakukan setelah fase outpatient. Tujuannya adalah untuk menjaga kondisi fisik, mental, dan sosial pasien agar tetap stabil dan mencegah terjadinya serangan jantung berulang.
  • Latihan aerobik: Latihan ini dapat meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan, peningkatan fungsi kardiovaskular, mengurangi denyut jantung, dan meningkatkan kapasitas latihan sehingga pasien dapat hidup mandiri dan kembali bekerja.
  • Latihan penguatan: Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan tubuh.
  • Latihan fleksibilitas: Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh dan mengurangi risiko cedera.
  • Latihan fungsional: Latihan ini bertujuan untuk membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari seperti sediakala

Sebelum melakukan program rehabilitasi dan olahraga awal, pasien harus berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit jantung koroner dan pembuluh darah untuk menentukan program yang sesuai dengan kondisi mereka

Stres dan kecemasan dapat membuat jantung Anda bekerja lebih keras, yang dapat memperburuk gejala gagal jantung. Cobalah teknik-teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengelola stres Anda. Jika Anda merasa stres atau cemas, bicarakan perasaan Anda dengan dokter atau seorang konselor. Menghadapi diagnosis gagal jantung dapat menimbulkan berbagai emosi, termasuk kecemasan, depresi, dan rasa takut. Penting untuk berbicara tentang perasaan Anda dengan dokter Anda, seorang konselor, atau orang yang Anda percaya. Dukungan dari teman dan keluarga juga sangat penting. Banyak orang merasa khawatir tentang menghidupkan kembali hubungan seksual setelah diagnosis gagal jantung. Jangan ragu untuk berbicara tentang hal ini dengan dokter Anda. Beberapa orang dengan gagal jantung mungkin tidak dapat melakukan hubungan seksual, tetapi mungkin dapat melakukan aktivitas seksual lainnya.

Jika anda menderita gagal jantung, biasanya tubuh anda akan menahan cairan. Jadi, tim medis yang merawat anda baik saat pulang dari pasca rawat inap maupun saat sedang kontrol di poli rawat jalan mungkin menyarankan untuk membatasi asupan cairan Anda. Jika anda minum alkohol, lakukanlah dengan moderat. Ini berarti tidak lebih dari satu hingga dua minuman per hari untuk pria dan satu minuman per hari untuk wanita. Bicarakan dengan dokter anda apakah anda boleh mengkonsumsi alkohol. Makan pola makan yang sehat secara keseluruhan yang menekankan berbagai buah dan sayuran, biji-bijian utuh, produk susu rendah lemak, unggas dan ikan tanpa kulit, kacang-kacangan dan biji-bijian, dan minyak sayur bukan tropis. Selain itu, batasi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, natrium, daging merah, makanan manis dan minuman manis.

Memantau tekanan darah di rumah, selain pemantauan rutin di kantor dokter, dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi. Flu (influenza) dan pneumonia memiliki risiko yang lebih besar bagi orang yang memiliki gagal jantung daripada orang yang sehat. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat Anda alami jika anda mengalami flu. Hal ini membuat tubuh anda akan selalu merasa kekurangan oksigen, karena oksigen yang anda hirup tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh anda karena adanya gangguan pertukaran oksigen di paru-paru yang terganggu oleh proses infeksi yang sedang berlangsung. Hal ini juga akan membuat jantung Anda harus bekerja lebih keras untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Orang dengan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, bersama dengan orang yang bertahan dari serangan jantung dan stroke, disarankan untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 selama tidak ada kontraindikasi absolut yang melarang pemberian vaksin, karena mereka berisiko jauh lebih besar untuk mengalami suatu perburukan ketika terinfeksi, menurut para ahli American Heart Association (AHA) menyarankan setiap pasien dengan gangguan fungsi jantung termasuk kondisi gagal jantung untuk mendiskusikan vaksinasi dengan dokter tempat mereka datang kontrol secara rutin.

Menjadi seorang pasien yang divonis dengan gagal jantung tidak serta merta membuat kehidupan orang tersebut menjadi runtuh sepenuhnya. Kehidupan yang optimal dapat tetap dicapai tentunya didukung dengan kepatuhan dari pasien tersebut untuk menjalankan terapi dan kontrol berkala sesuai waktu serta perubahan pola hidup dan dukungan dari orang sekitar.

 

Referensi :

https://www.bhf.org.uk/informationsupport/heart-matters-magazine/medical/living-with-heart-failure/5-tips-for-managing-heart-failure

https://www.heart.org/en/health-topics/heart-failure/treatment-options-for-heart-failure/lifestyle-changes-for-heart-failure

https://www.webmd.com/heart-disease/heart-failure/living-with-heart-failure

https://my.clevelandclinic.org/departments/heart/patient-education/recovery-care/heart-failure/living-heart-failure

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17069-heart-failure-understanding-heart-failure

Ades, P. A. 2001. "Cardiac rehabilitation and secondary prevention of coronary heart disease." The New England journal of medicine 345(12): 892.

Oldridge, N. B. 1988. "Cardiac rehabilitation exercise programme." Sports Medicine 6: 45.

Williams, M. A. 2001. "Exercise testing in cardiac rehabilitation. Exercise prescription and beyond." Cardiology clinics 19(3): 415.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/portrait-happy-male-celebrating-after-workout_7940010.htm#query=semangat sehat&position=20&from_view=search&track=ais&uuid=8732e4bb-166e-4835-a182-273caf55fc9d