Rabu, 17 Januari 2024 08:50 WIB

Apa Itu Cairan Pleura

Responsive image
1
Amellya Hidayat - RS Paru dr.H.A. Rotinsulu Bandung

Pleura merupakan membran tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru. Lapisan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang disebut dengan cairan serosa, berfungsi untuk melumasi bagian dalam rongga paru agar tidak mengiritasi paru saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas. Cairan pleura normal ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sedikit, sekitar 1-10 mL. Cairan pleura dihasilkan secara terus-menerus berdasarkan tekanan hidrostatik kapiler, tekanan onkotik plasma, dan permeabilitas kapiler.

Efusi pleura (akumulasi cairan pleura) terjadi ketika mekanisme fisiologis pada proses pembentukan dan penyerapan cairan pleura terganggu. Cairan akan terakumulasi jika permeabilitas kapiler meningkat, tekanan hidrostatik meningkat, tekanan onkotik koloid menurun, atau saluran limfe mengalami obstruksi. Efusi pleura pada umumnya terjadi pada kasus gagal jantung, keganasan, pneumonia, tuberkulosis, dan emboli paru, sedangkan penyebab tersering pada anak-anak adalah pneumonia.

Berdasarkan penyebabnya, efusi pleura biasanya diklasifikasikan atas transudat dan eksudat. Transudasi adalah akumulasi cairan akibat proses non inflamasi atau bukan radang di dalam rongga pleura ditandai adanya perubahan tekanan hidrostatik dan tekanan koloid dan proses eksudasi adalah akumulasi cairan akibat  proses  inflamasi  di  dalam  rongga  serosa  ditandai  perubahan permeabilitas membran pada permukaan pleura.

Analisis cairan pleura merupakan pemeriksaan yang mudah untuk dikerjakan sebagai salah satu pemeriksaan penunjang diagnosis efusi pleura. Apabila cairan pleura sudah terambil maka langkah diagnostik awal adalah membedakan antara transudat dan eksudat. Untuk membedakannya, dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimia, dan mikrobiologi. 

Secara makroskopis, transudat berupa cairan jernih berwarna kuning muda dan encer. Sedangkan pada eksudat, berupa cairan jernih atau keruh (bisa purulen, mengandung darah) dan lebih kental. Pemeriksaan secara kimia diantaranya tes rivalta (pemeriksaan protein secara kualitatif), pemeriksaan protein, dan LDH.

Tes Rivalta merupakan pemeriksaan konvensional yang masih sering dilakukan hingga saat ini untuk membedakan efusi pleura transudat (tes Rivalta negatif) dan eksudat (tes Rivalta positif). Interpretasi dari tes Rivalta dilakukan dengan menilai ada tidaknya kekeruhan setelah cairan efusi pleura diteteskan pada cairan aquades yang mengandung asam acetat glasial. Pada transudat, awan putih yang terbentuk akan menghilang. Sedangkan pada eksudat akan terbentuk awan (presipitasi) putih , kemudian tenggelam berupa endapan.

Setelah dapat dibedakan antara transudat atau eksudat, maka pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan hitung sel dan hitung jenis sel, kultur dan pengecatan Gram, pemeriksaan sitologi, ataupun pemeriksaan biomikimia lainnya seperti misalnya adenosine deaminase (ADA), lysozyme, amylase, tumor marker dan lain-lainnya sesuai dengan kecurigaan klinis masing-masing. Apabila diagnosis tidak jelas dengan pemeriksaan tersebut di atas, maka perlu dilakukan biopsy pleura via thoracoscopy atau open biopsy.

 

Referensi:

Chandra, Alexandra Francesca (07 Februari 2023).Diagnosis Efusi Pleura. Sources: URL https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/efusi-pleura/diagnosis (diakses pada tanggal 29 November 2023 pukul 09:37)

Wande, I Nyoman (2016).  Buku Panduan Interpretasi Analisis Cairan Pleura. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

Williams, Robins. A., Chubb, S.A. Paul (2018). Biochemical Analysis of Pleural Fluid and Ascites. The Clinical Biochemist Reviews, 39(2): 39–50.

Yayasan KNCV Indonesia ( 26 Oktober 2022). Tuberkulosis (TBC) Pleura. Sources: URL https://yki4tbc.org/tahu-tbc-tuberkulosis-tbc-pleura/ (diakses pada tanggal 29 November 2023 pukul 10:31)

Sumber Gambar : https://yki4tbc.org/tahu-tbc-tuberkulosis-tbc-pleura/