Kamis, 14 Maret 2024 13:54 WIB

Mengenal Penggunaan Obat Tetes Mata yang Benar

Responsive image
6665
Erlina Ervamaulida, S.Farm, Apt - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata. Larutan obat tetes mata adalah larutan steril, bebas partikel asing. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. Obat tetes mata ada yang tergolong ke dalam obat bebas dan obat keras. Obat tetes mata yang tergolong dalam obat keras harus didapatkan menggunakan resep dokter dan akan diserahkan langsung oleh Apoteker. Apoteker akan menjelaskan cara penggunaan dan cara penyimpanan obat tetes mata dengan benar. Obat tetes mata yang tergolong dalam obat bebas bisa didapatkan pasien langsung di toko obat maupun tempat lain yang diserahkan bukan oleh Apoteker sehingga pasien tidak mendapatkan penjelasan terkait cara penggunaan dan penyimpanannya. Pasien yang menggunakan obat tetes mata harus mengetahui cara penggunaan dengan tepat agar menjamin keberhasilan pengobatan dan mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan akibat penggunaan tetes mata tersebut. Pasien juga harus memiliki pengetahuan bagaimana cara menyimpanan sediaan obat tetes mata dengan benar agar menjamin sterilitasnya. Obat tetes mata harus selalu steril karena digunakan langsung pada organ mata.

Jenis Obat Tetes Mata

1.   Steroid

Jika mata merah disebabkan oleh peradangan, misalnya karena iritasi, cedera, atau tindakan medis atau kondisi mata tertentu, dokter biasanya meresepkan obat tetes mata steroid untuk mengurangi reaksi radang.

2.   Antibiotik

Pemberian antibiotik dapat secara efektif mengobati mata merah yang disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi bakteri, virus, jamur, atau bahkan parasit. 

3.   Antihistamin

Mata merah yang disebabkan oleh alergi biasanya akan ditangani dengan obat mata merah mengandung antihistamin. Selain meredakan mata merah, obat ini juga mampu mengatasi reaksi alergi, seperti mata gatal atau berair, dengan menghalangi produksi zat histamin yang berlebihan.

4.   Air Mata Buatan

Ketika jumlah atau kualitas air mata tidak cukup melembapkan lapisan mata, terjadilah kondisi mata kering yang dapat menyebabkan mata merah disertai rasa perih.

Perawatan paling umum untuk mata kering adalah jenis obat tetes mata yang disebut air mata buatan. Selain mata kering, air mata buatan juga bisa digunakan untuk meredakan iritasi mata

Penggunaan Tetes Mata

1.   Cuci tangan terlebih dahulu.

2.   Cek kemasan dan expire date.

3.   Pastikan ujung penetes tidak rusak.

4.   Kocok dulu

5.   Condongkan kepala ke belakang dan tarik kelopak bawah mata.

6.   Buka tutup obat tetes mata.

7.   Pegang botol tetes dengan tangan yang lain sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya lalu tekan perlahan.

8.   Teteskan obat sesuai petunjuk (1-2 tetes).

9.   Kedipkan mata agar obat menyebar tunggu 2- 3 menit, jika perlu menggunakan beberapa tetes mata, beri jeda 5-10 menit.

10.    Jangan menyentuh ujung botol tetes yang terbuka.

11.    Tutup kembali botol tetes.

12.    Cuci tangan kembali untuk membersihkan sisa obat.

Efek Samping Obat Tetes Mata

Efek samping yang ditimbulkan oleh tetes mata bersifat lokal artinya hanya berefek pada mata saja, seperti mata merah, iritasi dan penglihatan kabur. Sebagian besar bahan medikasi pada tetes mata dapat tertinggal di dalam atau di sekitar mata. Tetapi dalam jumlah kecil dapat juga berefek pada tubuh.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah efek samping adalah :

1.   Berikan perhatian khusus terhadap konsumsi obat dan dosisnya pada anak dan bayi, usia lanjut dan pasien yang juga menderita gangguan ginjal, hati dan jantung.

2.   Perhatikan petunjuk pada leaflet atau kemasan obat. Biasanya tertera efek samping yang mungkin terjadi, dengan begitu akan menjadi lebih waspada.

3.   Perhatikan juga riwayat alergi yang terjadi. Dapat ditelusuri dari riwayat alergi yang terjadi di keluarga maupun alergi obat yang pernah terjadi.

4.   Gunakan obat dengan indikasi yang jelas dan tepat, sesuai dengan yang diresepkan dokter.

5.   Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.

6.   Bila dalam pengobatan terjadi gejala penyakit baru atau kondisi tidak membaik, sebaiknya ditelaah terlebih dahulu apakah perubahan tersebut karena perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi pasien memburuk atau justru karena efek samping obat harus segera periksa ke dokter untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Tips Penyimpanan Obat Tetes Mata

1.   Simpan pada tempat dengan temperatur sejuk atau suhu ruangan dan terhindar dari matahari.

2.   Usahakan agar ujung pada botol obat tidak menyentuh mata, jari atau permukaan lainnya untuk menjaga agar bebas dari kuman.

3.   Hindari berbagi obat mata dengan orang lain.

4.   Menjaga agar penyimpanan obat mata terhindar dari jangkauan anak-anak.

5.   Membuang obat mata 4 minggu setelah membuka segel kemasan. Terdapat risiko obat mata terkontaminasi kuman jika disimpan dan digunakan lebih dari 4 minggu.

6.   Tulislah tanggal pembukaan segel kemasan untuk mengetahui tanggal pembuangan obat tetes mata.

Hal yang Harus Diperhatikan

1.   Perhatikan aturan pakai.

2.   Hindari meneteskan terlalu banyak.

3.   Satu tetes mata hanya untuk satu orang.

4.   Jika mengandung antibiotik, maka harus dengan resep dokter.

5.   Jika gejala tidak membaik setelah menggunakan tetes mata, segera hubungi dokter mata.

 

 

 

Referensi            :

Maswanti Nurul. 2021. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Rw 01 Kampung Pintu Aer Ds. Rancaekekkulon Kec. Rancaekek Kab. Bandung tentang Dagusibu Obat Tetes Mata. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana Program Pendidikan Diploma 3 Program Studi Farmasi Bandung.

Kurniawansyah Sunan Insan, dkk. Penggunaan Obat Mata yang Rasional di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor. Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Volume 2 Nomor 1.