Selasa, 30 April 2024 12:05 WIB

Patah Tulang dan Cara Penanganannya dalam Pembedahan

Responsive image
1410
Dyah Ratih Dillah, S. Kep., Ns - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Secara umum cedera dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Berdasarkan Riskesdas (2018) mayoritas terjadi cedera di lingkungan rumah sebesar 44,7%, dan di jalan raya sebesar 31,4% serta di tempat kerja sebesar 9,1% . Salah satu akibat dari cedera adalah patah tulang atau fraktur. Patah tulang bisa terjadi ketika mengalami kecelakaan, cedera saat olahraga, terjatuh saat bermain atau tulang yang terkena hantaman benda-benda keras. 

Patah tulang adalah terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh trauma. Biasanya patah tulang terbagi menjadi 2 antara lain patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka. Patah tulang tertutup adalah patah tulang dengan keadaan kulit utuh, tulang tidak keluar ke kulit. Patah tulang terbuka adalah patah tulang yang menimbulkan kerusakan pada kulit.

Tanda dan gejala patah tulang yaitu: deformitas, bengkak, ekimosis, spasme otot, nyeri tekan, kehilangan sensasi, pergerakan abnormal, hilangnya darah serta krepitasi. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan : x-ray, scan tulang, arteriogram, hitung darah lengkap, kretinin, profil koagulasi . Tingkat keparahan patah tulang terbuka : derajat 1, derajat 2, dan derajat 3. Patah tulang dapat dibagi kedalam tiga jenis : patah tulang tertutup, patah tulang terbuka dan patah tulang kompleksitas.

Penanganan pada patah tulang terdapat beberapa cara seperti tanpa operasi dan dengan operasi. Untuk penanganan patah tulang tanpa operasi meliputi imobilisasi, reduksi dan rehabilitasi. Penanganan patah tulang dengan operasi meliputi ORIF (Open Reduction Interna Fixation). ORIF merupakan pembedahan terbuka yang dilakukan untuk fiksasi interna sehingga bisa mengistirahatkan patah tulang dengan cara memasukkan plate, ckrew dan pen kedalam tempat patah tulang agar dapat menguatkan / mengikat bagiang-bagian tulang yang patah tulang dan tidak dapat direduksi dengan close reduction. Biasanya internal fiksasi digunakan untuk patah tulang tulang panjang.

Indikasi ORIF yitu patah tulang yang tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi, patah tulang yang tidak satabil, patah tulang yang penyatuannya kurang sempurna, patah tulang patologik dimana penyakit tulang bisa mencegah penyembuhan dan patah tulang multiple. Tujuan ORIF untuk memperbaiki fungsi, mengurangi nyeri, pasien dapat beraktivitas dengan bantuan yang minimal, serta sirkulasi yang adekuat dipertahankan.
 

Referensi :

RisKesDas. (2018). Kementrian Kesehatan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Hasil Utama RisKesDas 2018.

Sastra, L., Depitasari. L. (2018). Pengaruh Terapi Dingin Cryotherapy Terhadap Penurunan

Nyeri Pada Patah tulang Ekstremitas Tertutup. Jurnal Kesehatan Wira Sakti Vol 2 no 6 tahun 2018.