Jumat, 31 Januari 2025 16:02 WIB

Pelayanan Fisioterapi Berbasis Terapi Latihan bagi Pasien Skoliosis Anak

Responsive image
37
Romario Faria, A.Md.Ft - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Skoliosis merupakan kelainan-kelainan pada rangka tubuh berupa kelengkungan tulang belakang, dimana terjadi pembengkokan tulang belakang pada bentuk C atau S. tanda umum skoliosis antara lain tulang bahu yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata, panggul yang miring, perbedaan antara ruang lengan dan tubuh. Kebiasaan duduk dapat menimbulkan nyeri pinggang apabila duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan otot punggung akan menjadi tegang dan dapat merusak jaringan disekitarnya terutama bila duduk posisi membungkuk atau menyandarkan tubuh salah satu sisi tubuh.

Kebiasaan duduk terlalu lama dengan sikap yang salah menimbulkan tekanan tinggi pada saraf tulang setelah duduk selama 15 sampai 20 menit otot punggung biasanya mulai letih maka mulai dirasakan nyeri punggung bawah, tetapi orang yang duduk tegak lebih cepat letih, karena otot-otot punggungnya lebih tegang sementara orang yang duduk membungkuk, kerja otot lebih ringan namun tekanan pada bantalan saraf lebih besar. Orang yang duduk pada posisi miring atau menyandarkan tubuh pada salah satu sisi tubuh akan menyebabkan ketidakseimbangan tonus otot yang menyebabkan skoliosis.

Penyebab lain skoliosis selain posisi duduk adalah beban tas yang dibawa ke sekolah, ada beberapa anak yang skoliosis tetapi beban tasnya kurang dari 10 persen dari berat badan, hal ini terjadi karena skoliosis dapat dipengaruhi dari beberapa hal, misalnya posisi duduk yang sering miring sebelah dan penggunaan ransel yang asimetris, sedangkan ada beberapa anak yang tidak skoliosis tetapi beban tasnya lebih dari 10 persen dari berat badan, ini terjadi karena penggunaan tas yang baik dan benar serta simetris dalam menggunakan tas sehingga tidak mengalami skoliosis.

Fisioterapi berperan dalam proses tindakan koreksi postur pasien skoliosis. Fungsi fisioterapi sebagai fasilitasi antara lain untuk menilai kebutuhan pasien, merencanakan pelayanan fisioterapi, mengevaluasi hasil pelayanan fisioterapi, bekerja sama dengan pasien dan keluarganya, serta memulihkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional. Tujuannya adalah mengurangi komplikasi, mengembalikan fungsi dan memberikan pasien dengan strategi untuk mengatasi kondisi pasien agar mereka produktif kembali dalam belajar atau bekerja. Otot yang tegang dan nyeri dapat menjadi hambatan dalam belajar ataupun bekerja. Rutinitas kerja ataupun belajar menjadi penghambat pasien untuk latihan. Maka terapi latihan menjadi solusi mengatasi hal tersebut.

Terapi latihan merupakan salah satu modalitas yang digunakan fisioterapis untuk mencegah disfungsi gerak tubuh seperti mengembangkan, meningkatkan, memperbaiki dan memelihara kekuatan, daya tahan dan kesegaran kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, koordinasi, keseimbangan dan keterampilan fungsional. Salah satu terapi latihan yang berupa klapp exercise merupakan latihan dengan posisi merangkak yang mana dapat memperbaiki skoliosis. Pada klapp exercise lebih ditekankan pada penguluran dan penguatan otot antar tulang belakang yang pada penderita skoliosis idiopatik terjadi ketegangan otot sehingga pada Latihan ini otot menjadi rileks dan memperkecil derajat kurva skoliosis.

Metode lain adalah metode Schroth, merupakan Latihan dengan pendekatan tiga dimensi dengan mengkoreksi postur secara spesifik untuk mendapatkan stabilitas punggung belakang, koreksi pola pernafasan dan persepsi postural. Metode ini menyebabkan efek peregangan otot-otot anterior (pectoralis mayor dan minor), serta peningkatan stabilisasi otot-otot paraspinal. Selain itu memberikan koreksi postur dengan melatih pasien pada postur yang normal tidak cenderung membungkuk sehingga secara tidak langsung memberikan efek persepsi postural yang baik.

 

Referensi:

Kisner, Carolyn. (2017). Terapi Latihan Dasar dan Teknik. Ed6. Vol 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Kisner.et al. (2013). Therapeutic Exercise Foundation and Techniques Sixth Edition. Filadelfia: F.A. Devis Company.

Septiani, P., & Kurniawati, D. (2017). Hubungan Beban Tas Dengan Terjadinya Skoliosis Postural Pada Anak Sekolah Dasar Usia 10-12 Tahun Di Kecamatan Gunung Jati.

Asiah Nur. (2021). Penatalaksanaan Fisioterapi Dengan Infra Red, Transcutaneus Eelectrical Nerve Stimulation, Dan Terapi Latihan Pada Osteoarthritis Genu Bilateral.

Pelealu, J., Angliadi, L. S., & Angliadi, E. (2014). Rehabilitasi Medik Pada Skoliosis. Jurnal Biomedik (Jbm), 6(1), 8-13. https://doi.org/10.35790/jbm.6.1.2014.4157