Jumat, 28 Februari 2025 16:16 WIB

Hari Kanker Anak Sedunia

Responsive image
10
dr. Dyah Wulaningsih Retno Edi - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kanker merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus karena kompleksitas penanganannya. Menurut RISKESDAS tahun 2018, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1.79% per 1000 penduduk. Bahkan, kejadian kanker di Indonesia menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara dan peringkat ke-23 se Asia.

Setiap tanggal 15 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Sedunia. Hari Kanker Anak Sedunia diprakarsai oleh organisasi Childhood Cancer International bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker anak terhadap penyintas, anak maupun remaja, orang tua dan keluarga di seluruh dunia. Kampanye global ini diharapkan dapat memberi dukungan terhadap penyintas kanker anak di hampir 90 negara berbeda yang terdapat di lima benua. Tema Hari Kanker Anak Sedunia tahun 2025 adalah “Inspiring Action” (Aksi yang Menginspirasi). Salah satu tujuan memperingati momentum kesehatan ini adalah untuk mengajak masyarakat, pemerintah, tenaga medis, dan organisasi non-pemerintah untuk lebih aktif dan terlibat dalam upaya penanggulangan kanker pada anak. Hari Kanker Anak Sedunia bukan hanya tentang meningkatkan kesadaran, tetapi juga mendorong tindakan nyata untuk memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi anak-anak penderita kanker.

Prevalensi kanker pada anak usia 0-14 tahun berdasarkan RISKESDAS tahun 2018 sebesar 20.126 pasien. International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan terdapat 8.677 anak Indonesia berusia 0-14 tahun yang menderita kanker pada tahun 2020. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Sulitnya deteksi kanker pada anak menyebabkan penderita kanker yang datang dalam kondisi stadium lanjut sehingga pengobatan menjadi kurang maksimal. Hal tersebut mempengaruhi jumlah kanker pada anak yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jenis dan Deteksi Kanker Anak

Berbeda dengan kanker dewasa, kanker pada anak banyak disebabkan oleh faktor genetik sehingga untuk pencegahannya cukup sulit dikendalikan. Namun, apabila ditemukan dalam stadium dini, anak memiliki harapan hidup yang lebih tinggi. Terdapat 7 jenis kanker yang sering terjadi pada anak ; Leukemia (kanker darah), Retinoblastoma (kanker mata), Limfoma (kanker kelenjar getah bening), Wilms Tumor (kanker ginjal), Neuroblastoma (kanker jaringan saraf), Osteosarkoma (kanker tulang) dan kanker otak.

Cara-cara deteksi dini kanker pada anak meliputi :

  1. Identifikasi : observasi anak yang memiliki gejala / sakit yang lebih lama dari biasanya.
  2. Klasifikasi dan konseling : periksakan anak dan klasifikasi status anak, apakah rawat inap, rawat jalan atau dapat home care. Tatalaksana sesuai dengan kondisi anak.
  3. Follow up : evaluasi kembali kondisi anak, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang atau apa ada gejala lebih lanjut.

Kanker anak dapat disembuhkan, kunci keberhasilannya meliputi diagnosis dini yang tepat dan akurat, tatalaksana multidisipin serta akses pengobatan dan terapi suportif yang berkualitas.

Tatalaksana Kanker

Prinsip tatalaksana kanker anak adalah Kemoterapi (memasukkan obat ke dalam tubuh untuk membunuh sel kanker), Operasi (pengangkatan benjolan / tumor), Radiasi (penyinaran). Setiap pengobatan yang dijalankan memungkinkan terjadinya efek samping dan adanya infeksi maupun komplikasi yang dapat menurunkan angka kesembuhan. Maka dari itu, kita harus mendukung keberhasilan pengobatan kanker pada anak dengan cara :

  1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala kanker anak.
  2. Memastikan pasien yang dicurigai kanker segera mendapat penanganan.
  3. Meningkatkan akses pengobatan kanker yang berkualitas bagi semua, terutama dukungan dari pemerintah.

Sebagai orang tua maupun keluarga dengan anak sebagai pasien kanker diharap mengoptimalkan kondisi kesehatan anak dengan menjaga PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), asupan makan yang sehat bergizi seimbang (bebas kontaminasi kuman), menjaga kesehatan anggota keluarga lain agar tidak menularkan penyakit infeksi kepada pasien dan menjaga semangat kondisi psikologis pasien.

WHO memilki program CureAll sebagai langkah global untuk memberikan dukungan terhadap pasien kanker anak. Centers of excellence and care networks (pusat pelayanan yang unggul), Universal health coverage for comprehensive and essential quality services (cakupan kesehatan dan layanan berkualitas yang universal), Regimens and roadmaps for diagnosis treatment (regimen untuk diagnosis dan pengobatan) dan Evaluation and monitoring (monitor dan evaluasi). Di tahun 2030 diharap melalui program ini dapat meningkatkan kelangsungan hidup sebesar 60?n mengurangi penderitaan akibat kanker.

 

Referensi :

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2025. Inspiring Action. Instagram Post. https://www.instagram.com/p/DGFDeq6Sezt/?igsh=MXN1aDB6MGJseHFnMQ==

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Laporan Nasional RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2018. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.

Pan American Health Organization. 2014. Early Diagnosis of Childhood Cancer. Washington DC : PAHO.

World Health Organization. 2021. WHO Global Initiative for Childhood Cancer : An Overview. Booklet https://www.who.int/docs/default-source/documents/health-topics/cancer/who-childhood-cancer-overview-booklet.pdf