Rabu, 05 Maret 2025 14:47 WIB
Pembiusan pada Pasien Asma
6
dr. Ferrawati Sp.An-TI - RSUP Fatmawati Jakarta
Asma adalah penyakit saluran pernapasan yang terjadi secara lama (kronis) dengan variasi gejala yang beragam, biasnya ditandai dengan peradangan saluran pernapasan. Gejala yang biasanya terjadi seperti, mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk. Jika kondisi asma tidak terkontrol maka akan meningkatkan risiko komplikasi seperti penyempitan daluran napas selama pembiusan.
Persiapan yang harus dilakukan pada pasien asma saat akan melakukan operasi ialah mengkonsultasikan penggunaan obat asma ke dokter, gunakan obat asma hingga hari operasi, dan penggunaan bronkodilator sebelum operasi dapat diberikan. Risiko pembiusan dapat terjadi pada saat operasi seperti: penyempitan saluran napas, paru kolaps dan pneumonia.
Persiapan Praoperatif
- Evaluasi Klinis:
- Riwayat Asma: Menanyakan frekuensi, pemicu, dan pengobatan yang sedang dijalani.
- Pemeriksaan Fisik: Memeriksa tanda-tanda obstruksi jalan napas dan fungsi paru.
- Optimalisasi Kondisi Asma:
- Pengobatan: Pastikan pasien menggunakan obat asma secara teratur dan sesuai anjuran.
- Edukasi: Memberikan informasi mengenai pentingnya kontrol asma sebelum operasi.
Pemilihan Teknik Anestesi
- Anestesi Regional:
- Keuntungan: Menghindari manipulasi jalan napas sehingga mengurangi risiko bronkospasme.
- Pertimbangan: Cocok untuk prosedur di area tubuh tertentu dan pasien dengan fungsi paru yang stabil.
- Anestesi Umum:
- Induksi Anestesi: Penggunaan agen seperti propofol yang memiliki efek menekan refleks bronkospastik.
- Pemeliharaan Anestesi: Menggunakan agen inhalasi dengan efek bronkodilatasi, seperti sevoflurane.
- Intubasi: Dilakukan saat anestesi dalam untuk mencegah refleks bronkospasme.
Manajemen Intraoperatif
- Pemantauan Ketat:
- Fungsi Pernapasan: Memantau saturasi oksigen dan tanda-tanda obstruksi jalan napas.
- Tekanan Darah dan Denyut Jantung: Memastikan stabilitas hemodinamik selama prosedur.
- Obat-obatan:
- Bronkodilator: Siapkan bronkodilator inhalasi untuk digunakan jika terjadi bronkospasme.
- Hindari Obat Pemicu: Menghindari penggunaan obat yang dapat memicu pelepasan histamin atau menyebabkan bronkospasme.
Manajemen Pascaoperatif
- Pemulihan:
- Pengawasan: Memantau fungsi pernapasan hingga pasien benar-benar stabil.
- Pengendalian Nyeri: Menggunakan analgesik yang tidak memicu bronkospasme; hindari NSAID jika pasien sensitif.
- Edukasi Lanjutan:
- Penggunaan Inhaler: Pastikan pasien memahami cara penggunaan inhaler yang benar.
- Hindari Faktor Pemicu: Anjurkan pasien untuk menghindari alergen atau faktor lain yang dapat memicu serangan asma.
Referensi :
Suhartono, T., & Lalenoh, D. C. (2013). Penanganan Perioperatif pada Asma. Jurnal Biomedik, 5(1), 13–17.
Rahmadinie, A., & Vitraludyono, R. (2020). Tatalaksana Bronkospasme selama Anestesi Umum. Journal of Anaesthesia and Pain, 1(3), 9–17.
Alomedika. Edukasi dan Promosi Kesehatan Asma.
Sumber gambar :
Freepik (Nurse helping patient background) https://www.freepik.com/free-vector/nurse-helping-patient-background_4387631.htm#fromView=search&page=1&position=0&uuid=6eebbab3-c3be-488d-9c08-b1974927df0f&query=Pembiusan+pada+Pasien