RS Sardjito dalam kegiatan operasionalnya menimbulkan limbah cair, yang apabila tidak dikelola dengan benar sesuai regulasi berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pengelolaan limbah cair ini mempunyai produk sampingan berupa lumpur cair 1,14 meter kubik/hari setelah proses dewatering menjadi 54,6 kg lumpur padat dengan kadar air 85,77%. Apabila langsung dilimbahkan akan membutuhkan biaya besar dan pengemasannya sulit serta rawan bocor karena masih berbentuk cair. Untuk memudahkan proses pengolahan lanjutan perlu dilakukan pengeringan lumpur padat (kadar air 15-20%). Berbagai upaya pengeringan lumpur IPAL (dewatering) telah dilakukan selama ini penerapan 2 metode konvensional dengan penggunaan sinar matahari langsung dan filter press telah dilakukan tetapi hasilnya belum optimal.
Beberapa permasalahan yang timbul antara lain : Pengeringan manual dengan sinar matahari dalam bak pengering lumpur (sludge drying bed ) membutuhkan waktu lama (3-4 bulan) dan lahan yang luas. Pengeringan lumpur dengan oven Listrik menjadi pilihan karena waktunya cepat dan penurunan kadar air yang signifikan. Tetapi penggunaan energi listrik bersumber energi fosil memerlukan biaya tinggi dan tidak ramah lingkungan sehingga diperlukan alternatif sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan. Rumah Surya memanfaatkan energi panas matahari dengan pengeringan langsung (Solar Dryer). Selama ini rumah surya di manfaatkan sebagai alternatif untuk mengeringkan pakaian, bahan tanaman herbal dan biji-bijian hasil panen. Sebagai bentuk inovasi RS Sardjito mengembangkan system rumah surya sebagai alternatif pengeringan lumpur IPAL.
Rumah Surya ini menerapkan konsep efek rumah kaca, yaitu ruangan pengeringan berukuran 3m x 3m yang didesain dari material transparan seperti kaca/plastik sehingga ruangan tersebut dapat menyerap dan menangkap panas matahari serta mengungkung panas tersebut sehingga suhu di dalam ruangan rata-rata 2x lebih tinggi/lebih panas dari suhu lingkungan dan dilengkapi rak-rak besi yang berfungsi untuk meletakkan nampan/loyang lumpur IPAL sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan lumpur IPAL dalam waktu relatif singkat (± 3 hari) dan jumlah banyak (Kapasitas 48 loyang) tanpa menggunakan energi Listrik.
Inovasi ini Pengeringan Lumpur IPAL dengan rumah surya terbukti efektif, efisien dan ramah lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan menjadi solusi pengeringan lumpur IPAL yang bebas polusi. dari segi efisiensi penggunaan tenaga panas matahari mampu memangkas biaya pengolahan lumpur dari Rp. 21.873.245,00 menjadi Rp. 4.585.550,00 (efisien 79,03%).
Referensi:
HA, Rusdi. (2018). Konsep Rumah Menggunakan Energi Surya. Buletim Insinyur 1 (1) (2018) 4-12
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun 2021 tentang tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sugiharto, Dasar – Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia( UI Press), 1987
Yuwana dkk. (2022). Pengenalan Alat Pengering Energi Surya Serbaguna Untuk Pengeringan Pakaian dan Herbal di Madrasah Aliyah Mambaul “ulum Kabupaten Bengkulu Tengah. Jurnal Ilmiah Pengembangan dan Penerapan IPTEKS. Vol.20 No.02.