Selasa, 20 Mei 2025 11:00 WIB

Mari Mengenal Obat Diare

Responsive image
6
Dra. Setianti Haryani, Apt., M.Farm - RSUP Fatmawati Jakarta

Diare merupakan salah satu gangguan pencernaan yang umum terjadi dan dapat dialami oleh semua kelompok usia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diare ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari dengan konsistensi tinja yang cair. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan akibat bakteri atau virus yang masuk melalui mulut.

Diare yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan dehidrasi, suatu kondisi berbahaya ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit yang berperan penting dalam regulasi fungsi tubuh. Mengingat sekitar 60% komposisi tubuh manusia terdiri dari air, kehilangan cairan yang berkepanjangan dapat memperburuk regulasi tubuh sehingga berisiko menimbulkan penyakit kronis seperti gagal ginjal, penyakit jantung, bahkan kematian.

Beberapa gejala dehidrasi yang perlu diwaspadai antara lain rasa haus berlebihan, pusing, kelelahan, urine berwarna kuning tua, mulut kering, mata dan pipi cekung, serta frekuensi buang air kecil yang lebih jarang dari biasanya.

Penanganan utama diare adalah pemberian cairan atau elektrolit untuk mengatasi dehidrasi dan gangguan elektrolit. Pemberian cairan dapat berupa air minum biasa, oralit (baik sediaan jadi maupun buatan sendiri), atau cairan infus untuk pasien yang tidak bisa mengonsumsi cairan secara oral.

beberapa jenis obat antidiare yang dapat digunakan:

  1. Loperamide - Berfungsi mengurangi frekuensi diare dengan penggunaan maksimal 48 jam jika tidak ada perbaikan gejala.
  2. Attapulgite, Kaolin, dan Pektin - Membantu meningkatkan konsistensi tinja dan umumnya tersedia dalam bentuk kombinasi dosis tetap, baik dalam bentuk cairan (suspensi) maupun tablet.

Perlu diingat bahwa pemberian antibiotik untuk diare hanya berdasarkan indikasi dan harus diresepkan oleh dokter.

Penanganan diare pada anak memiliki beberapa perbedaan dengan orang dewasa. Pemberian oralit tetap menjadi prioritas utama selama anak masih mengalami diare untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, suplemen zinc juga direkomendasikan karena dapat mengurangi durasi dan frekuensi diare. Suplemen ini diberikan selama 10 hari dengan dosis yang disesuaikan dengan usia anak.

Penting untuk diingat bahwa loperamide tidak boleh diberikan pada anak-anak, dan pemberian antibiotik hanya berdasarkan indikasi dan harus diresepkan oleh dokter.

Dengan penanganan yang tepat dan cepat, diare umumnya dapat diatasi tanpa menimbulkan komplikasi serius. Namun, jika gejala semakin parah atau muncul tanda-tanda dehidrasi, segera konsultasikan dengan tenaga medis.

 

Referensi :

Akhondi, H., Goldin, J., & Simonsen, K. A. (2025). Bacterial Diarrhea. StatPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551643/

Dehydration. (2022). NHS choices. Available at: https://www.nhs.uk/conditions/dehydration/.

Diarrhea. (2023). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/diarrhea.

DiPiro, J. T., Yee, G. C., Posey, L. M., Haines, S. T., Nolin, T. D., & Ellingrod, V. L. (2023). Pharmacotherapy: A pathophysiologic approach. McGraw Hill Medical.

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, & Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia. (2024). Konsensus Nasional Penatalaksanaan Diare Pada Pasien Dewasa di Indonesia Tahun 2024. Jakarta: PIPInterna.

Sumber gambar :

Freepik (Hands with medicine bottles prescription) https://www.freepik.com/author/gstudioimagen1