Rabu, 10 Agustus 2022 07:38 WIB

Mampukah Paracetamol Mengatasi Nyeri Paska Operasi

Responsive image
21811
dr. Ida Bagus Krisna Jaya Sutawan, Sp.An, M.Kes, K - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

     Paracetamol merupakan salah satu obat yang telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai obat penurun panas dan sebagai anti nyeri. Di Indonesia sendiri paracetamol termasuk dalam kategori golongan obat bebas berlabel hijau dan obat ini diperjual belikan bebas di pasaran tanpa memerlukan resep dokter. Sehingga dalam kehidupan sehari - hari, masyarakat Indonesia telah mengenal paracetamol untuk digunakan dalam menangani berbagai keluhan nyeri ringan sampai sedang dan sebagai obat pilihan pertama dalam menurunkan demam. Akan tetapi masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum mengetahui bahwa obat paracetamol yang beredar bebas ini sering menjadi obat andalan dokter Anestesi dalam mengatasi nyeri setelah operasi.

     Operasi merupakan suatu tindakan invasif dengan melakukan pembukaan terhadap jaringan tubuh yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi jaringan tubuh, dan sebagai suatu modalitas dalam tindakan diagnostik. Tindakan pembedahan ini akan menyebabkan luka pada tubuh yang dilakukan secara sengaja dan terstruktur. Luka yang disebabkan karena proses operasi ini tentu akan menyebabkan timbulnya nyeri. Nyeri yang ditimbulkan merupakan suatu nyeri akut karena adanya suatu kerusakan jaringan yang nyata akaibat proses pembedahan. Penanganan nyeri paska operasi ini penting untuk dilakukan selain untuk mencegah terjadinya nyeri kronik juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien setelah pembedahan yang diharapkan mampu mempercepat proses penyembuhan luka setelah operasi.

     Sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif sebagai salah satu ilmu kedokteran juga mengalami perkembangan dalam melakukan penanganan nyeri paska operasi. Saat ini dalam melakukan penanganan nyeri paska operasi, dilakukan dengan pendekatakan multi modal analgesia. Multi modal analgesia ini tidak hanya menggunakan satu obat tunggal dalam penanganan nyeri, melainkan dengan menggunakan beberapa kombinasi obat dengan cara kerja yang berbeda untuk menghambat perjalanan serabut saraf nyeri di tingkatan yang berbeda. Sehingga dalam penanangan nyeri saat ini pasien mampu mendapatkan hasil penanganan nyeri yang optimal dengan efek samping yang minimal. Obat - obat an opioid telah digunakan sejak lama dalam praktek penangan nyeri dan terkenal menimbulkan efek samping yang berat di pasien. Dengan melakukan pendekatan secara multi modal ini pemberian opioid dapat dikurangi dengan melakukan kombinasi dengan obat lain, sehingga pasien akan mendapatkan efek anti nyeri optimal dan efek samping opioid akan minimal. Salah satu obat yang sering kali digunakan sebagai kombinasi dengan opioid adalah paracetamol.

     Dalam melakukan penanganan nyeri harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu mengenai derajat nyeri pasien menggunakan modalitas pemeriksaan skala nyeri. Setelah mengetahui skala nyeri dan tipe nyeri, akan diputuskan pemberian obat - obatan yang paling tepat dalam penanganan nyeri tersebut. Dalam penanganan nyeri berat paska operasi, pemberian paracetamol tunggal tidak dapat mengatasi nyeri apabila tanpa dikombinasikan dengan anti nyeri lain. Penggunaan paracetamol untuk penanganan nyeri berat paska operasi harus dikombinasikan dengan opioid atau ditambahkan dengan NSAID. Paracetamol tunggal dapat diberikan apabila pasien telah melewati fase akut nyeri berat dan setelah dilakukan pemeriksaan nyeri ulang didapatkan hasil nyeri ringan sampai sedang. 

Daftar Pustaka :

  1. Miller RD. Miller ´s Anesthesia.; 2015.
  2. Mangku, G., Buku Ajar Ilmu Anestesi dan Reanimasi /SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, 2017.
  3. Suseso Endi, et all. 2017. Pencegahan Nyeri Kronis Pasca Operasi, Majalah Kedokteran Andalas, Vol.40, No. 1, Mei 2017, Hal. 40-51.