Autism Spectrum Disorder (ASD), atau yang lebih dikenal sebagai autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi dan perilaku seseorang. Gangguan ini biasanya muncul sejak usia dini, bahkan bisa terdeteksi sebelum anak berusia 3 (tiga) tahun. Meskipun tidak bisa disembuhkan, dengan penanganan yang tepat, individu dengan autisme dapat menjalani hidup yang bermakna dan produktif. Autisme merupakan kondisi yang dapat terdeteksi semasa kanak-kanak dan berlangsung selama seumur hidup. Meski begitu, autisme bukanlah suatu penyakit, melainkan kondisi ketika otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain. Mengalami autisme bukan berarti tidak dapat memiliki kualitas hidup seperti orang normal. Kondisi ini tetap memungkinkan untuk berteman, berhubungan dengan orang lain, atau mendapatkan pekerjaan, walaupun membutuhkan bantuan ekstra dalam hal tersebut.
Penyebab
1. Riwayat keluarga dengan autism.
2. Komplikasi saat kehamilan atau kelahiran.
3. Paparan zat kimia tertentu selama kehamilan.
4. Usia orang tua saat mengandung (terutama usia ayah di atas 40 tahun).
Gejala
1. Kesulitan dalam komunikasi dan interaksi sosial.
a. Tidak merespons saat dipanggil namanya.
b. Kesulitan menjaga kontak mata.
c. Tidak menunjukkan ekspresi wajah sesuai situasi.
d. Sulit memahami bahasa tubuh atau emosi orang lain
2. Perilaku terbatas dan berulang.
a. Melakukan gerakan berulang seperti mengepakkan tangan atau mengayun tubuh.
b. Memiliki rutinitas yang kaku dan kesulitan dengan perubahan.
c. Tertarik secara intens pada hal-hal tertentu, seperti benda berputar atau angka.
d. Sensitif terhadap suara, cahaya, atau sentuhan.
Pemeriksaan dan Deteksi Dini
1. Observasi perilaku anak.
2. Wawancara dengan orang tua.
3. Tes perkembangan dan komunikasi.
4. Evaluasi dari tim ahli, seperti dokter anak, psikolog, dan terapis.
Penanganan
1. Terapi wicara dan bahasa, membantu anak berkomunikasi secara verbal dan non-verbal.
2. Terapi okupasi, membantu anak mengembangkan keterampilan motorik dan kemandirian.
3. Terapi perilaku (ABA, mengajarkan perilaku positif dan mengurangi perilaku yang mengganggu).
4. Obat-obatan
Menerima diagnosis autisme dapat menjadi hal menantang bagi keluarga. Maka dukungan emosional, edukasi, serta koneksi dengan komunitas autisme sangat penting. Lingkungan yang inklusif dan penuh pengertian akan membantu anak dengan autisme berkembang secara optimal.
Referensi :
S. A. Nugraheni. Menguak Belantara Autisme. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP Semarang. Buletin Psikologi Volume 20, Nomer 1-2.
Nurfadhillah Septy, dkk. 2021. Analisis Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme) di Sekolah Inklusi SDN Cipondoh 3 Kota. Universitas Muhammadiyah Tangerang. Bintang : Jurnal Pendidikan dan Sains Volume 3 Nomor 3.