Rabu, 06 Desember 2023 17:21 WIB

Mengenal Obat Gatritis ( Antasida, Antagonis Reseptor H2 )

Responsive image
9683
Apt. Muhammad Fathi, S.Farm. - RSUP Fatmawati Jakarta

Antasida adalah sediaan basa lemah yang berguna untuk menetralisir kelebihan asam lambung dan untuk mengobati ulkus/ luka/ tukak pada saluran cerna. Mekanisme: Ketika seseorang mengalami tinggi asam lambung, konsumsi obat antasida (mengandung basa lemah) -> meningkatkan ph lumen lambung dengan cara menetralkan asam lambung - > pH lambung normal.

Jenis jenis obat – obat antasida : natrium bikarbonat, magnesium hidroksida, alumunium hidroksida, magnesium karbonat, magnesium trisilikat dan Simeticon.

Efek samping obat antasida : alumunium hidroksida = menyebabkan konstipasi , magnesium hidroksida ? menyebabkan diare / pencahar.

Antagonis Reseptor H2 adalah Obat secara kompetitif dan reversible berikatan dengan H2 di sel parietal -> terjadi interaksi antara siklik amp dan jalur kalsium -> pengurangan produksi siklik AMP (cAMP) dan sekresi histamin àinhibisi parsial asetilkolin dan gastrin -> menstimulasi penurunan sekresi asam lambung.

Obat yang tergolong Antagonis Reseptor H2 yaitu, Ranitidin , Famotidin , Simetidin dan Nizatidin.

Ranitidin = indikasi : menghambat sekresi asam lambungnya lebih kuat dari cimetidin. Dosis : pengobatan 2x sehari @ 150 mg. Efek samping jarang terjadi : nyeri kepala, muntah, mual, reaksi kulit. Dosis tinggi jangka waktu panjang : hipersekresi asam lambung dan acid rebound, muntah dan nyeri perut, hiperkalsemia (pada gangguan ginjal / setelah pemberian dosis tinggi).

Famotidin = indikasi : tukak usus duodenum. Dosis : pengobatan 2x sehari @ 20 mg. Efek samping : nyeri kepala, mual , muntah dan reaksi kulit.

PPI = cara memblok sistem kanal enzim h+/k+ atpase di sel parietal . Obat ini bekerja pada pompa proton yang merupakan tempat keluarnya proton (ion h) yang akan membentuk asam lambung . Interaksi obat ppi : mempercepat metabolism kontrasepsi oral. Efek Samping: eritema, insomnia, bronkospasme, sakit kepala, diare, gatal dan pusing. Obat- Obat PPI : Omeprazole, Lansoprazole, Pantoprazole, Esomeprazole.

Omeprazol = indikasi : tukak lambung, peptic duodenum. Kontra indikasi : hipersensitivitas terhadap omeprazol. Efek samping : sakit kepala, diare, sakit perut, mual, pusing, masalah kebangkitan dan kurang tidur.

Lansoprazol = indikasi : pengobatan tukak peptic, ulkus dan doedenum. Kontra indikasi : hipersensitivitas terhadap lansoprazol. Efek samping : mulut kering, sulit tidur, mengantuk, kabur penglihatan, ruam.

Esomeprazol = indikasi : pengobatan tukak peptuk duodenum akibat h.Pylori, mencegah dari ulkus lambung pada orang nsaid terapi dan pengobatan ulkus gi dan berkaitan dengan penyakit chron, serta inhibitor ppi reversibel. Kontra indukasi : hipersensintivitas terhadap substansi aktif terhadap esomeprazol / benzimidasol / komponen lainnya. Efek samping : sakit kepala, diare, mual, penurunan nafsu makan, konstipasi, mulut kering, sakit perut.

Mukosa protektor ? Ikatan selektif pada jaringan ulkus yang nektrotik. Obat ini bekerja sebagai sawar terhadap asam, pepsin dan empedu. Obat ini memiliki efek perlindungan terhadap mukosa termasuk stimulasi prostaglandin mukosa. Contoh obat mukosa protector: sukralfat . Efek Samping Sukralfat : konstipasi, mual, mulut kering, ruam, gatal, vertigo, dan pusing.

Sukraflat ? Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam. Interaksi obat sukralfat : menurunkan absorbsi antibiotik quinolone, tetrasiklin, warfarin.

 

Referensi :

Goodman and Gilman, ed 13, 2018

In Meyler’s Side Effects of Drugs ( Sixteenth Ed ), 2016

Drug Information Handbook, Lexicomp

Pionas.pom.go.id