Kamis, 02 Januari 2025 08:05 WIB

Latihan Senam Aerobik dan Peningkatan Limfosit CD4 (Kekebalan Tubuh) pada Penderita HIV

Responsive image
49
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Respons imun seseorang terhadap patogen sangat tergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen atau molekul asing yang ada pada permukaan patogen, serta kemampuannya untuk memberikan reaksi yang tepat guna mengeliminasi antigen tersebut. Kemampuan ini dimiliki oleh berbagai komponen sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler, yang tersebar di seluruh tubuh, seperti sumsum tulang belakang, kelenjar getah bening, limfa, thymus, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan organ lainnya. Sel-sel dalam jaringan ini berasal dari sel induk di sumsum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel dan beredar melalui darah, limfa, serta jaringan limfoid, yang dapat merespons rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masing-masing. Keadaan penderita HIV akan semakin buruk jika jumlah CD4 dalam sel darah putih terus menurun. CD4 adalah komponen dalam sel darah putih yang berfungsi untuk melawan bakteri dan virus yang dapat menginfeksi tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit. Tanpa adanya CD4, tubuh akan lebih rentan terhadap penyakit, sehingga CD4 memegang peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Olahraga dapat membantu memperlambat proses penuaan, mencegah keroposnya tulang, dan meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap oksigen. Peningkatan volume oksigen ini secara alami memperlancar peredaran darah, menjaga kesehatan jantung, mengatur tekanan darah, serta mendukung berbagai faktor lain yang berkontribusi pada kesehatan tubuh dan memperpanjang usia. Kemampuan sistem imun menentukan bagaimana tubuh merespon terhadap patogen, yang dipengaruhi oleh komponen-komponen sistem imun yang tersebar di jaringan limforetikuler di seluruh tubuh. Sel-sel dalam jaringan ini dapat merespon rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masing-masing. Rangsangan terjadi ketika suatu zat yang dianggap asing, atau antigen, masuk ke dalam tubuh dan dikenali oleh sel atau jaringan tersebut. Sistem imun memiliki kemampuan untuk membedakan antara zat asing dan zat tubuh sendiri. Namun, dalam beberapa kondisi patologis, sistem imun dapat menghasilkan anti terhadap jaringan tubuh sendiri yang disebut autoantibodi. Ketika sistem imun menghadapi zat asing, dua jenis respons imun dapat terjadi, yaitu respons imun nonspesifik dan spesifik.

Intensitas merujuk pada kualitas yang menggambarkan seberapa berat atau ringan suatu latihan. Idealnya, intensitas latihan aerobik berada dalam kisaran 55/65% hingga 90% atau 40/50% hingga 85 persen dari denyut jantung maksimal. Latihan aerobik sering menggunakan patokan kenaikan detak jantung, yang dikenal sebagai Training Heart Rate (THR).

1.    Frekuensi merujuk pada jumlah latihan yang dilakukan setiap minggu. Untuk mencapai hasil optimal, latihan aerobik sebaiknya dilakukan 3-5 kali dalam seminggu, dengan 2 (dua) hari sekali menjadi pilihan yang lebih efektif.

2.    Intensitas merujuk pada kualitas yang menggambarkan seberapa berat atau ringan suatu latihan. Idealnya, intensitas latihan aerobik berada dalam kisaran 55/65% hingga 90% atau 40/50% hingga 85?ri denyut jantung maksimal. Latihan aerobik sering menggunakan patokan kenaikan detak jantung, yang dikenal sebagai Training Heart Rate (THR).

3.    Waktu merujuk pada durasi atau lamanya setiap sesi latihan. Untuk menjaga kebugaran aerobik, waktu yang diperlukan adalah antara 20 hingga 60 menit, dan hal ini dilakukan secara bertahap.

4.    Tipe (type) merujuk pada jenis atau bentuk latihan, seperti berjalan, jogging, bersepeda, berenang, atau senam aerobik.

Istilah senam aerobik sering dianggap sebagai jenis latihan fisik yang bertujuan untuk mencapai kebugaran kardiorespiratori atau kebugaran aerobik. Kebugaran kardiorespiratori merujuk pada kemampuan tubuh untuk melepaskan energi melalui metabolisme, yang tercermin dalam efisiensi kerja sistem pembuluh darah, jantung, dan paru-paru dalam jangka waktu yang panjang. Kebugaran kardiorespiratori, yang juga dikenal sebagai daya tahan kardiovaskuler atau kebugaran aerobik, didefinisikan sebagai kemampuan sistem pernapasan dan sirkulasi untuk menyediakan oksigen yang dibutuhkan oleh otot selama aktivitas fisik yang berirama dan berkelanjutan, melibatkan kelompok otot besar.

 

Referensi :

Dede,  Kusmana.  1997. Olah  Raga  untuk  Orang Sehat dan  Penderita  Penyakit  Jantung.  Jakarta :  Balai Penerbit    Fakultas    Kedokteran    Universitas Indonesia.

Ahmad Yasirin. Journal of Sport Sciences and Fitnes. 2014. Olah Raga untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung.  Jakarta :  Balai Penerbit    Fakultas    Kedokteran    Universitas Indonesia. Harsuki.

Ronald, Hutapea.  2023. AIDS & PMS dan Perkosaan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.