Untuk menjaga kesehatan tidak hanya dibutuhkan makanan bergizi dan pola hidup yang sehat, namun juga dibutuhkan proses untuk mengeluarkan racun atau kotoran dalam tubuh agar terhindar dari penyakit. Salah satu cara pembersihan diri atau detoks tubuh secara mandiri disebut juga autofagi dimana hal tersebut terjadi apabila tubuh merasa kelaparan dan tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh atau saat kita berpuasa. Secara harfiah, autofagi mengandung unsur kata auto, yang berarti diri sendiri, dan phagy atau fagi, yang berarti makan. Dengan demikian, secara esensial, autofagi menggambarkan proses di mana sel-sel benar-benar memakan diri mereka sendiri. Autofagi, proses penghancuran dan daur ulang komponen sel yang rusak atau tidak berguna di dalam tubuh kita. Autofagi adalah mekanisme pembersihan diri yang terjadi ketika tubuh dilatih untuk berpuasa selama kurun waktu tertentu. Mekanisme autofagi dimulai ketika tubuh membersihkan diri dari sel-sel yang sudah tua dan rusak untuk kemudian membentuk sel-sel baru yang lebih sehat. Proses autofagi bertujuan untuk meregenerasi sel-sel dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penuaan dini, dan menghambat perkembangan sel-sel yang rusak seperti sel kanker. Salah satu cara untuk merangsang proses autofagi di dalam tubuh adalah dengan berpuasa. Autofagi juga adalah mekanisme adaptif yang tidak hanya membersihkan “limbah” dalam sel, tetapi juga menyediakan energi dan bahan baku untuk sintesis komponen baru, terutama dalam kondisi stres, seperti kelaparan atau kerusakan seluler. Autofagi (autophagy) adalah proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan tidak berfungsi, sekaligus menggantinya dengan sel-sel baru yang sehat. Mekanisme ini meningkatkan kemampuan sel tubuh untuk melawan racun penyebab penyakit dan menjaga organ tubuh tetap berfungsi dengan baik.
Mengenal Lebih Jauh Proses Autofagi
Tubuh kita memiliki triliunan sel dengan bentuk yang bermacam-macam. Seiring berjalannya waktu, sel tubuh dapat rusak atau mengalami penurunan fungsi. Pemicunya beragam, mulai dari pertambahan usia hingga adanya kondisi kesehatan tertentu.
Jika sel-sel yang rusak dibiarkan tumbuh dan berkembang tanpa terkendali, dapat terjadi gangguan kesehatan, termasuk meningkatnya risiko terkena kanker.
Di sinilah peran autofagi diperlukan. Mekanisme autofagi ibarat menekan tombol “reset” atau detoks tubuh yang akan meregenerasi sel-sel tubuh.
Autofagi bisa terjadi secara alami, tetapi ada sejumlah faktor yang diketahui dapat mempercepat prosesnya. Salah satu yang paling efektif adalah puasa, termasuk metode diet puasa intermiten.
Ketika berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama berjam-jam dan membuat sel-sel tubuh menjadi “kelaparan”. Di saat inilah, proses autofagi bekerja untuk menghancurkan sel yang sudah rusak dan menggantinya dengan yang baru.
Saat mengaktifkan mekanisme autofagi melalui puasa dan membuat tubuh berada pada fase ketosis, umumnya akan muncul beberapa gejala tertentu, seperti penurunan nafsu makan, munculnya bau keton (bau seperti buah atau bau logam), rasa lelah, dan penurunan berat badan akibat terpicunya pemecahan lemak.
Tahapan Mekanisme Autofagi
Autofagi adalah proses yang sangat terorganisir yang melibatkan beberapa langkah utama.
1. Inisiasi : Mendeteksi Limbah dalam Sel.
Tahap awal autofagi dimulai dengan identifikasi komponen seluler yang perlu diuraikan. Sel sering kali mendeteksi organel yang rusak, protein yang terlipat salah, atau molekul lain yang tidak lagi berfungsi.
2. Pembentukan Fagosom : “Kantong Sampah” Seluler.
Setelah limbah diidentifikasi, sel membentuk struktur yang disebut fagosom, yang merupakan vesikel membran ganda. Fagosom bertugas mengelilingi komponen seluler yang akan diuraikan.
3. Fusi dengan Lisosom : Tempat Penguraian.
Setelah fagosom terbentuk, ia bergerak menuju lisosom, organel yang mengandung enzim pengurai. Proses ini menghasilkan autolisosom, tempat penguraian limbah terjadi.
4. Daur Ulang dan Pemanfaatan Kembali
Setelah molekul dipecah, hasil akhirnya berupa bahan mentah seperti asam amino, lipid, dan gula. Komponen-komponen ini dikembalikan ke sitoplasma untuk digunakan dalam sintesis molekul baru atau sebagai sumber energi.
Manfaat Proses Autofagi
Autofagi tidak hanya penting untuk sel individual, tetapi juga memainkan peran besar dalam kesehatan dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa peran utama autofagi :
1. Membersihkan Limbah Seluler
Autofagi membantu menghilangkan protein yang terlipat salah, organel yang rusak, dan akumulasi zat toksik dan beracun lainnya. Proses ini penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sel.
2. Mencegah Penyakit
Dengan menghilangkan komponen yang rusak, autofagi melindungi tubuh dari berbagai penyakit degeneratif dan infeksi.
3. Sumber energi
Sel menggunakan autofagi untuk bertahan hidup dalam kondisi kekurangan nutrisi. Dengan mendaur ulang komponen yang ada, sel dapat menghasilkan energi dan bahan baku tanpa mengandalkan sumber eksternal.
4. Peran dalam Imunitas
Autofagi membantu melawan infeksi dengan menghilangkan mikroba yang masuk ke dalam sel. Proses ini disebut xenofagi, yang berarti “memakan benda asing.”
5. Regenerasi sel
Mendorong terjadinya regenerasi sel sel baru yang sehat dan meningkatkan sensitifitas organ.
Referensi :
Febriana Kurniasari, dkk. 2022. Peran Selenium dalam Proses Autophagy. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. Universitas Padjadjaran Bandung.
Yuni Susanti Pratiwi, dkk. 2019. Tinjauan Pustaka, Autopagy dan Sarcopenia. Jurnal Kesehatan Universitas Padjadjaran Bandung.
Chang, N. C. 2020. Autophagy and Stem Cells : Self-Eating for Self-Renewal. Frontiers in Cell and Developmental Biology. 8, pp. 138.
The Johns Hopkins Hospital. Intermittent Fasting : What is It, and How Does It Work?
Tinsley, G. Healthline. 2022. 6 Signs and Symptoms of Autophagy.
Lindbreg, S. Healthline. 2018. Autophagy : What You Need to Know.