Bagi banyak perempuan, mendengar kata menopause sering kali menimbulkan rasa cemas, takut, bahkan sedih. Karena selama ini yang lebih banyak diekspose perihal fase ini adalah bagian yang tidak menyenangkan saja, seperti mengalami hot flashes, keringat malam, gangguan tidur, perubahan suasana hati, hingga penurunan gairah seksual. Perubahan fisik dan emosional yang menyertai fase ini membuat sebagian wanita merasa kehilangan jati diri. Padahal, menopause bukanlah momok yang harus ditakuti, namun hanyalah sebuah momen dalam salah satu episode yang pasti akan dilalui kaum perempuan dalam menjalankan fase kehidupannya. Menopause adalah sebuah momen penting dalam kehidupan yang mengajak perempuan untuk lebih memahami, mencintai, dan merawat dirinya secara utuh. Kaum perempuan janganlah memandang bahwa menopause sebagai akhir dari sebuah fase, melainkan awal dari babak kehidupan yang baru penuh kebebasan, penerimaan diri, dan kekuatan perempuan seutuhnya.
Menopause adalah kondisi alami yang terjadi ketika seorang perempuan berhenti mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Umumnya terjadi pada usia antara 45 hingga 55 tahun, menopause menandai berakhirnya masa reproduksi. Kondisi Ini bukan penyakit, melainkan proses biologis yang normal karena penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron yang memengaruhi sistem reproduksi.
Jika demikian, mengapa menopause harus ditakuti wahai kaum perempuan ?? Justru mencapai menopause musti disyukuri karena sudah terbebas dari derita nyeri haid dan kram perut setiap bulan, tidak perlu lagi membeli pembalut, bisa beribadah setiap hari tanpa halangan, tidak ada lagi kecemasan akan siklus haid tidak teratur, kehamilan tak terencana, atau perubahan hormon yang memengaruhi emosi secara tiba-tiba, bahkan terbebas dari kekhawatiran terkena kanker servik.
Menopause memberikan kesempatan bagi perempuan untuk lebih mengenal tubuh dan dirinya sendiri. Saat Ini adalah waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan dengan diri, pasangan, dan keluarga. Perubahan hormon memang mempengaruhi tubuh, tetapi justru inilah saat yang tepat untuk memulai gaya hidup sehat, memperbaiki pola makan, rutin berolahraga, tidur cukup, dan menjaga kesehatan mental. Dengan dukungan medis dan emosional yang tepat, perempuan dapat tetap aktif, produktif, dan bahagia. Banyak wanita justru menemukan kembali semangat dan jati dirinya setelah menopause.
Menopause adalah momen untuk berdamai dengan tubuh dan menerima perubahan secara bijak. Ia menjadi pengingat bahwa penuaan bukan sesuatu yang memalukan, melainkan sesuatu yang patut disyukuri. Kunci menjalani menopause dengan bahagia adalah:
1. Pahami Tubuh Sendiri. Semakin Anda memahami tubuh, semakin siap Anda menjalani proses ini tanpa rasa takut. Karena itu, pemahaman dan edukasi tentang perubahan hormonal dan gejala menopause sangat penting.
2. Menerapkan Pola Hidup Sehat. Perbanyak konsumsi makanan bergizi, utamakan buah, sayur, biji-bijian, serta makanan kaya kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang. Hindari makanan tinggi gula dan lemak trans.
3. Aktif Secara Fisik dan Mental. Lakukan olahraga ringan secara rutin, seperti: jalan kaki, yoga, atau berenang. Selain baik untuk kesehatan jantung dan tulang, olahraga juga membantu mengurangi stres dan menjaga suasana hati tetap stabil.
4. Kelola Stres. Menopause juga bisa memengaruhi kesehatan mental, karena itu luangkan waktu untuk relaksasi, meditasi, atau kegiatan yang Anda sukai. Jangan ragu meminta bantuan jika merasa kewalahan secara emosional.
5. Konsultasi Dengan Tenaga Kesehatan. Jika gejala menopause mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan dengan dokter. Beberapa perempuan mungkin memerlukan terapi hormon atau perawatan tambahan yang aman dan efektif.
6. Bangun Dukungan Sosial. Bicarakan perasaan Anda dengan pasangan, sahabat, atau komunitas. Dukungan emosional sangat membantu dalam menjalani masa transisi ini.
Menopause adalah simbol kedewasaan dan kebijaksanaan. Di tahap ini, banyak perempuan menemukan kembali jati dirinya, mereka lebih percaya diri, lebih mengenal batas dan kebutuhan pribadi, serta memiliki perspektif hidup yang lebih dalam. Inilah saatnya untuk merayakan pencapaian hidup, membangun tujuan baru, dan menjalani hari-hari dengan penuh makna. Menopause bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan hidup yang berbeda namun sama indahnya. Menopause bukanlah momok, Ia adalah momen alami yang menandai perubahan, pertumbuhan, dan kesempatan untuk mencintai diri sendiri lebih dalam. Dengan persiapan, dukungan, dan pandangan yang positif, setiap perempuan dapat menjalani masa menopause dengan bahagia, sehat, dan penuh makna.
Referensi:
Davis, S. R., Lambrinoudaki, I., Lumsden, M., Mishra, G. D., Pal, L., Rees, M., & Santoro, N. (2015). Menopause. Nature Reviews Disease Primers, 1(1), 15004. https://doi.org/10.1038/nrdp.2015.4
Utian, W. H. (2005). Psychosocial and socioeconomic burden of vasomotor symptoms in menopause: A comprehensive review. Health and Quality of Life Outcomes, 3(1), 47. https://doi.org/10.1186/1477-7525-3-47
Santosa, D. A., & Rahmalia, A. (2020). Persepsi Wanita Menopause terhadap Perubahan yang Terjadi di Masa Menopause. Jurnal Keperawatan, 11(1), 65–72. https://doi.org/10.26714/jk.11.1.2020.65-72
Freeman, E. W. (2015). Depression and anxiety symptoms in the menopausal transition: Epidemiology, pathophysiology, and treatment. Journal of Steroid Biochemistry and Molecular Biology, 142, 89–95. https://doi.org/10.1016/j.jsbmb.2013.09.008
Nugroho, H. S., & Isworo, A. (2018). Dukungan keluarga dan kecemasan menghadapi menopause. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 6(2), 144–151. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/22341
World Health Organization. (2014). Sexual and reproductive health: Research on menopause. https://www.who.int/reproductivehealth/topics/ageing/menopause/en/
Manuaba, I. B. G. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Moeljono, D. (2012). Menopause Tanpa Galau. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.