Rabu, 09 April 2025 11:20 WIB

Mengenal Diet Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisa

Responsive image
89
Natiroh, A.Md.Gz - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Chronic Kidney Disease (CKD) atau Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan pada organ ginjal yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat tetap (irreversible). GGK membutuhkan perhatian khusus, sebab dapat menyebabkan kondisi yang membahayakan pasien. Salah satu terapi dalam menggantikan fungsi ginjal yaitu dengan melakukan hemodialisa. Terapi hemodialisa dapat menimbulkan beberapa efek bagi pasien hemodialis salah satunya yaitu pasien berisiko mengalami penurunan status gizi yang akan berakibat malnutrisi. Malnutrisi yang terjadi pada pasien GGK adalah suatu kondisi kekurangan energi dan protein yang berakibat pada kehilangan massa otot secara luas. Diet penyakit ginjal kronik dengan hemodialisa adalah diet yang diberikan pada penderita ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisa. Kepatuhan terhadap diet memiliki upaya yang disarankan pada pasien hemodialisa yang perlu diperhatikan, termasuk jenis makanan, jumlah makanan, jumlah cairan yang dikonsumsi, elektrolit yang dikonsumsi juga ketaatan dalam menjalankan pola makan, seperti pola makan rendah protein, konsumsi air, kalium, natrium, dan fosfat. Pasien diharapkan datang tanpa mengalami sesak napas, edema, edema paru akut, dan kegagalan pernapasan.

Tujuan Diet

1.      Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan perorangan agar status gizi optimal.

2.      Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

3.      Menjaga agar penumpukan produk sisa metabolisme protein tidak berlebihan.

Syarat Diet

1.      Kalori harus cukup agar protein tidak dipecah menjadi energi.

2.      Protein diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan mengganti protein yang hilang pada setiap proses hemodialisa.

3.      Membatasi bahan makanan sumber kalium terutama bila urine kurang dari 400 ml atau apabila kalium darah lebih dari 5,5 mg/liter.

4.      Membatasi garam dan makanan sumber natrium (sosis, ikan asin, telur asin, sayur dalam kaleng, jus buah kemasan, dan lain-lain) bila ada penimbunan air dalam tubuh dan tekanan darah tinggi.

5.      Konsumsi cairan disesuaikan dengan jumlah air kemih satu hari ditambah dengan 500 ml air.

6.      Vitamin dan mineral harus ditambahkan dalam bentuk obat.

Bahan Makanan yang Dianjurkan

1.      Sumber Energi

Nasi, lontong, bihun, mie, makaroni, jagung, makanan yang dibuat dari tepung.

2.      Sumber Protein

Dipilih yang bernilai biologik tinggi seperti telur, susu, daging, ikan, ayam.

3.      Sumber Vitamin dan Mineral

Seperti  terung,tauge, buncis, kangkung, kacang panjang, selada, wortel, jamur, dan lain-lain dalam jumlah sesuai anjuran.

Bahan Makanan yang Dibatasi

1.      Sumber Protein

Kacang-kacangan dan hasil olahannya : tahu, tempe, kacang, kedelai, kacang hijau, kacang tolo.

2.      Sumber Vitamin dan Mineral

Sayur dan buah yang tinggi kalium (bayam, pisang, alpukat, kentang, tomat).

3.      Bahan Makanan yang Diawetkan

Kornet, sarden

Cara Mengatur Diet

1.      Makanlah secara teratur.

2.      Hidangkan makanan yang sebaik-baiknya dan menarik sehingga menimbulkan selera makan.

3.      Pilihlah makanan sumber protein hewani sesuai jumlah yang ditentukan.

4.      Makanan sumber protein nabati mempunyai mutu protein lebih rendah dibanding protein hewani sehingga dibatasi.

5.      Makanan sumber kalium dibatasi, yaitu sayuran, buah-buahan, umbi-umbian.

6.      Menghindari makanan berkadar kalium tinggi, yaitu kacang-kacangan, bayam, pisang, air kelapa/degan, alpukat, durian, nangka, kembang kol.

7.      Bila jumlah air seni kurang dari normal, maka perlu membatasi cairan yang berasal dari makanan dan minuman.

Cara Mempersiapkan dan Mengolah Makanan

1.      Mengurangi kadar kalium dalam bahan makanan.

2.      Semua sayuran harus dimasak dan tidak dianjurkan dimakan dalam keadaan mentah (lalapan).

3.      Jika ada pembatasan garam, gunakan lebih banyak bumbu-bumbu seperti gula, asam dan bumbu dapur lainnya.

4.      Untuk membatasi cairan, masakan lebih baik dibuat dalam bentuk tidak berkuah, seperti ditumis, dipanggang, dikukus, dibakar, digoreng.

 

 

Referensi :

Ekaputri, G.J. and Khasanah. 2022. Hubungan Asupan Energi dan Protein Terhadap Status Gizi Pasien Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisa. Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary), 2(2).

Zulfikar, A.N., Koerniawati, R.D. and Perdana, F. 2023. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro terhadap Status Gizi Pasien Hemodialisa di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara. Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas, 4(2), pp. 225-234.