Hiperbilirubin adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar Bilirubin dalam darah >5mg/dL, secara klinis ditandai oleh adanya Ikterus, dengan faktor penyebab fisiologik dan non-fisiologik. Ikterik Neonatorum adalah keadaan klinis pada Neonates yang ditandai pewarnaan kuning pada kulit, mukosa, sklera akibat akumulasi Bilirubin di dalam serum / darah yang secara klinis akan mulai tampak di daerah muka, apabila kadar mencapai 5-7 mg/dl. Istilah Hiperbilirubinemia sering disalahartikan sebagai penyakit kuning parah yang membutuhkan perawatan segera. Faktanya Hiperbilirubinemia dan penyakit kuning adalah istilah yang merujuk pada kondisi yang sama.
Penyebab Ikterus Neonatorum
a. Penumpukan Bilirubin
b. Kekurangan ASI
c. Ketidakcocokan golongan darah
Gejala
a. Urin berwarna kuning tua
b. Tinja berwarna pucat
c. Tampak lemah dan tidak mau menyusu
Faktor Risiko
a. Riwayat kuning keluarga
b. Penyakit ibu saat hamil
c. Trauma lahir
Komplikasi
Komplikasi Ikterus Neonatorum (bayi kuning) dapat berupa kerusakan otak permanen yang disebut Kernikterus. Kernikterus dapat menyebabkan tuli dan perkembangan gigi terhambat.
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan penunjang
b. Metode pemeriksaan fisik visual
c. Pemeriksaan Bilirubin Serum
Penanganan
a. Terapi Cahaya (Fototerapi)
b. Perbanyak Menyusui
c. Mengatasi Infeksi
d. Imunoglobulin Intravena (IVIg)
e. Transfusi Tukar
Referensi :
Jubella Morien, dkk. 2022. Manajemen Asuhan Kebidanan segera Bayi Baru Lahir Berkelanjutan pada Bayi Ny “M” dengan Ikterus Neonatorum Fisiologis di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar Tahun 2021. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Jurnal Midwifery Volume 4 Nomor 1.
Rozilina Mutiara Ayu. 2023. Hubungan Asfiksia dengan Kejadian Ikterus Neonatorum di RSUD Provinsi NTB. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kedokteran : Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. Volume 08 Nomor 02.