Jumat, 10 Januari 2025 14:58 WIB

Kenali Gejala dan Penanganan Rinitis Alergi

Responsive image
190
Supriyanto, Amd.Kep - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Rhinitis alergi merupakan suatu kondisi terjadinya inflamasi pada membran mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama dan diperantarai oleh IgE. Peradangan yang terjadi pada rhinitis alergi ini biasanya ditandai dengan adanya gejala seperti hidung yang tersumbat, bersin, gatal pada area hidung, rinorea, dan post nasal drip (PND). Rhinitis dikategorikan menjadi 2, yakni rhinitis alergi dan rhinitis non-alergi.

Jika tidak ditangani, rinitis alergi dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan konsentrasi, lelah yang makin intens dan rasa kantuk pada siang hari. Gejala umum rinitis alergi antara lain:

  1. Hidung tersumbat
  2. Batuk akibat postnasal drip
  3. Hidung meler disertai cairan bening
  4. Mendengkur dan mulut kering saat tidur
  5. Mendadak bersin berkali-kali, khususnya pada pagi hari
  6. Mata gatal atau berair

Setiap orang memiliki reaksi berbeda-beda terhadap alergen. Ada yang sangat sering mengalami gejala tersebut, sementara lainnya kadang mengalami gejala yang sangat ringan. Rinitis alergi disebabkan oleh alergen dari lingkungan yang dapat muncul sepanjang tahun atau pada musim tertentu. Rinitis alergi perennial/rinitis alergi yang terjadi sepanjang tahun. Penyebabnya  asap rokok, alergi tungau , debu di rumah dan alergen dari dalam ruangan lainnya (jamur dan bulu binatang). Rinitis alergi musiman /rinitis alergi yang muncul selama musim tertentu (kabut dan serbuk sari).

Faktor seseorang lebih berisiko terserang rinitis alergi jika:

  1. Memiliki eksem
  2. Mengidap alergi atau asma
  3. Memiliki anggota keluarga terdekat dengan riwayat alergi atau asma
  4. Sering terpapar alergen, seperti asap rokok, jamur, bahan kimia, bulu binatang, atau tungau debu di rumah.

Potensi komplikasi terkait  rhinitis alergi  :

  1. Penurunan kualitas hidup (gejala yang muncul dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas).
  2. Gangguan tidur (lebih sulit tertidur atau mudah terbangun sehingga menyebabkan kelelahan).
  3. Memburuknya gejala asma ( batuk atau mengi).
  4. Sinusitis(infeksi atau peradangan pada membran yang melapisi sinus akibat penyumbatan sinus yang berkepanjangan).
  5. Infeksi telinga bagian tengah (alergi dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar saluran eustachius yang menyumbat drainase ruang udara di telinga bagian tengah sehingga menimbulkan penumpukan cairan dan infeksi).

Cara terbaik untuk menghindari rinitis alergi adalah dengan mengurangi paparan terhadap alergen pemicu gejala. Jika dokter sudah meresepkan obat alergi, minum obat tersebut sebelum Anda terpapar alergen, sesuai anjuran dokter. Jika menduga Anda mengidap rinitis alergi, konsultasikan dengan spesialis THT atau spesialis alergi. Spesialis THT mungkin akan melakukan: Tes uji tusuk alergi atau tes antibodi imunoglobulin E (IgE) khusus alergen (untuk mengidentifikasi pemicu alergi yang menyebabkan gejala), Nasoendoskopi( untuk mengevaluasi keparahan gangguan).

Penanganan awal yang bisa dilakukan untuk mencegah  rinitis alergi. Rinitis alergi umumnya ditangani dengan meminimalkan paparan terhadap alergen di lingkungan Anda. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat untuk mengontrol gejala, atau menganjurkan imunoterapi.

Untuk mengurangi paparan alergen di  lingkungan

  1. Cuci alas tidur (seprai, sarung bantal, dan selimut) dengan air panas bersuhu minimal 60°C, setiap minggu atau dua minggu sekali.
  2. Bersihkan dan servis AC serta filternya secara berkala jika Anda tidur di ruangan ber-AC.
  3. Minimalkan penggunaan furnitur berkain, karpet, atau gorden berkain tebal di rumah.
  4. Gunakan kain basah untuk membersihkan permukaan furnitur rumah agar debu tidak menumpuk.
  5. Gunakan semprotan akarisida pada bahan kain tebal untuk membasmi tungau debu rumah.
  6. Gunakan vacum cleaner  untuk membersihkan debu.
  7. Untuk pasien anak minimalkan jumlah boneka /mainan terbuat dari kain di rumah

Referensi:

Effiaty A, Iskandar N, Bashiruddin J dan Dwi R. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas lndonesia; 2011.

Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2014.

 Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J dan Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2016.

Hapsari TDKR, Wulandari M, Haryadi Sabilla SR. Hubungan Antara Rhinitis Alergi dengan Sinusitis Pada Pemeriksaan Foto SInus Paranasal. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 2020;9(2):966-970.

Nuhurtami AD, Suprihati, Marliyawati D dan Dewi AMK. Faktor Risiko Rhinitis Alergi pada Anak Usia 13-14 Tahun di Semarang. Diponegoro Medical Journal. 2020;9(2).